Selasa, 05 Juli 2011

Rukun Islam 5 Perkara

Rukun Islam terdiri daripada lima perkara:




  1. Mengucap dua kalimat syahadat dan menerima bahwa Allah itu satu dan Nabi Muhammad SAW itu rasul Allah.

  2. Menunaikan salat lima kali sehari.

  3. Mengeluarkan zakat.

  4. Berpuasa pada bulan Ramadan.

  5. Menunaikan Haji Jika Mampu.


Dalilnya:


Pada suatu hari kami (Umar Ra dan para sahabat Ra) duduk-duduk bersama Rasulullah Saw. Lalu muncul di hadapan kami seorang yang berpakaian putih. Rambutnya hitam sekali dan tidak tampak tanda-tanda perjalanan. Tidak seorangpun dari kami yang mengenalnya. Dia langsung duduk menghadap Rasulullah Saw. Kedua kakinya menghempit kedua kaki Rasulullah, dari kedua telapak tangannya diletakkan di atas paha Rasulullah Saw, seraya berkata, “Ya Muhammad, beritahu aku tentang Islam.” Lalu Rasulullah Saw menjawab, “Islam ialah bersyahadat bahwa tidak ada tuhan kecuali Allah dan Muhammad Rasulullah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan, dan mengerjakan haji apabila mampu.” Kemudian dia bertanya lagi, “Kini beritahu aku tentang iman.” Rasulullah Saw menjawab, “Beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir dan beriman kepada Qodar baik dan buruknya.” Orang itu lantas berkata, “Benar. Kini beritahu aku tentang ihsan.” Rasulullah berkata, “Beribadah kepada Allah seolah-olah anda melihat-Nya walaupun anda tidak melihat-Nya, karena sesungguhnya Allah melihat anda. Dia bertanya lagi, “Beritahu aku tentang Assa’ah (azab kiamat).” Rasulullah menjawab, “Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya.” Kemudian dia bertanya lagi, “Beritahu aku tentang tanda-tandanya.” Rasulullah menjawab, “Seorang budak wanita melahirkan nyonya besarnya. Orang-orang tanpa sandal, setengah telanjang, melarat dan penggembala unta masing-masing berlomba membangun gedung-gedung bertingkat.” Kemudian orang itu pergi menghilang dari pandangan mata. Lalu Rasulullah Saw bertanya kepada Umar, “Hai Umar, tahukah kamu siapa orang yang bertanya tadi?” Lalu aku (Umar) menjawab, “Allah dan rasul-Nya lebih mengetahui.” Rasulullah Saw lantas berkata, “Itulah Jibril datang untuk mengajarkan agama kepada kalian.” (HR. Muslim)


1. Mengucap dua kalimat syahadat bahwa Allah itu satu dan Nabi Muhammad SAW itu rasul Allah.


Bacaannya:



Asyhadu al la ilaaha illallahu (Aku bersaksi tidak ada Tuhan selain Allah)



Wa asyhadu anna Muhammadur rasulullahu (Dan aku bersaksi Muhammad adalah utusan Allah).


Bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, artinya kita meyakini Allah itu ada. Kita juga yakin Allah itu Satu dan Tidak ada Tuhan selain Allah.


Kita harus mengenal siapa itu Allah. Apa itu sifat-sifat Allah. Kita juga harus memahami nama-nama Allah yang baik dalam Asma'ul Husna.


Kita harus menyembah Allah saja. Tidak menyembah yang lainnya seperti keris, bendera, negara, dan sebagainya. Semua itu makhluk Allah yang fana/akan musnah.


Kita juga harus mentaati Allah di atas yang lainnya. Jangan sampai Allah memerintahkan hukum qishash bagi pembunuh, kita justru mengabaikannya. Malah menjalankan hukum lain buatan manusia seperti dari penjajahan Belanda yang dipengaruhi kaum Yahudi dan Nasrani.


Kita juga harus meminta, memohon, dan berdoa kepada Allah saja. Bukan kepada yang lain.


Tidak pantas seorang Muslim meminta kekayaan, jabatan, kesaktian, dsb ke dukun, orang pintar, paranormal, dan sebagainya. Meski awalnya mereka mungkin dapat apa yang diminta, namun siksa neraka yang pedih menanti mereka karena meminta kepada selain Allah.


Kita wajib menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan Allah yang tercantum dalam Al Qur'an.


Mengakui Nabi Muhammad sebagai utusan Allah juga artinya meski Allah menurunkan banyak Nabi, namun Nabi yang kita ikuti hanya Nabi Muhammad. Ada pun Nabi-Nabi lainnya, hanya ajarannya yang tercantum dalam Al Qur'an saja yang bisa kita ikuti. Ada pun diluar itu, sudah diselewengkan oleh para pengikutnya. Sudah tidak murni lagi.


Kita mengikuti perintah-perintah Nabi kita dengan mempelajari sunnah/hadits Nabi. Kita juga harus meyakini bahwa Nabi Muhammad adalah nabi yang terakhir dan tidak ada Nabi sesudahnya.


2. Menunaikan Salat Lima Kali Sehari.


Banyak Muslim (terutama aliran Kejawen, dsb) yang shalat cuma seminggu sekali, yaitu shalat Jum'at. Mereka tidak shalat atau jarang sekali shalat Subuh, Dzuhur, Ashar, Maghrib, dan Isya. Padahal shalat 5 waktu itu wajib hukumnya. Artinya jika tidak mengerjakannya, dia berdosa.


http://media-islam.or.id/2007/09/14/shalat-itu-wajib-tiang-agama


Shalat sangat penting. Shalat adalah tiang agama. Siapa yang tidak mengerjakannya berarti dia meruntuhkan agama:


“Shalat adalah tiang agama, barang siapa yang mengerjakannya berarti ia menegakkan agama, dan barang siapa meninggalkannya berarti ia meruntuhkan agama” (HR. Baihaqi)


Pembeda antara orang muslim dengan kafir adalah shalat. Barang siapa tidak shalat berarti dia kafir:


“Batas antara seorang muslim dengan kemusyrikan dan kekufuran adalah meninggalkan shalat.” (HR. Muslim)


“Perjanjian antara kita dan mereka adalah shalat, maka barangsiapa yang meninggalkan shalat berarti ia kafir.” (HR. Ahmad 5/346, At-Tirmidzi no. 2621, Ibnu Majah no. 1079


Amal yang pertama dihisab adalah shalat. Begitu dia tidak shalat, meski puasa, zakat, haji, rajin sedekah, dia langsung dimasukkan ke neraka:


”Amal yang pertama kali akan dihisab untuk seseorang hamba nanti pada hari kiamat ialah shalat, maka apabila shalatnya baik (lengkap), maka baiklah seluruh amalnya yang lain, dan jika shalatnya itu rusak (kurang lengkap) maka rusaklah segala amalan yang lain (Thabrani)


Orang yang tidak mengerjakan shalat disiksa di neraka:


“Apakah yang memasukkan kalian ke dalam neraka Saqar?” Mereka menjawab, “Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat….” (Al-Muddatstsir: 42-43)


3. Mengeluarkan Zakat


Zakat adalah rukun Islam yang ketiga. Secara harfiah Zakat berarti “Tumbuh”, “Berkembang”, “Menyucikan” atau “Membersihkan”. Zakat artinya memberikan sebagian kekayaan untuk orang yang berhak menerimanya (mustahiq) jika sudah mencapai nisab (jumlah kekayaan minimal) dan haul (batas waktu) zakat. Mencapai haul artinya harta tersebut sudah dimiliki selama setahun. Berlaku bagi ternak, harta simpanan dan perniagaan. Sedangkan hasil pertanian, buah-buahan dan rikaz (barang temuan) tidak ada syarat haul. Begitu dapat langsung dizakati.


Zakat merupakan kewajiban yang tercantum dalam Al Qur’an. Artinya jika kita mengerjakannya, kita dapat pahala. Jika tidak, akan mendapat dosa.


”Dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat…” [Al Baqarah:110]


“Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah beserta orang-orang yang ruku’.” [Al Baqarah:43]


Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.” [Al Bayyinah:5]


Dengan zakat Allah menghilangkan dosa kita dan membersihkan kita


“…Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.” [Al Ahzab:33]


Baca selengkapnya di:


http://media-islam.or.id/2009/09/02/panduan-membayar-zakat-fitrah-dan-zakat-maal


4. Berpuasa di Bulan Ramadan


Berpuasa adalah menahan hawa nafsu berupa tidak melakukan makan, minum, sex, bertengkar, dan perbuatan terlarang lainnya dari sejak Adzan Subuh hingga Adzan Maghrib. Gunanya untuk mengendalikan hawa nafsu kita.


Kewajiban berpuasa dalam Al Qur’an


“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan bagi kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan bagi orang-orang sebelummu, agar kamu bertakwa” [Al Baqarah:183]


Keutamaan berpuasa:


“Diriwayatkan dari Sahl bin Saad r.a katanya: Rasulullah s.a.w bersabda: Sesungguhnya di dalam Surga itu terdapat pintu yang dinamakan Ar-Rayyan. Orang yang berpuasa akan masuk melalui pintu tersebut pada Hari Kiamat kelak. Tidak boleh masuk seorangpun kecuali mereka. Kelak akan ada pengumuman: Di manakah orang yang berpuasa? Mereka lalu berduyun-duyun masuk melalui pintu tersebut. Setelah orang yang terakhir dari mereka telah masuk, pintu tadi ditutup kembali. Tiada lagi orang lain yang akan memasukinya” [Bukhari-Muslim]


“Diriwayatkan dari Abu Said al-Khudri r.a katanya: Rasulullah s.a.w bersabda: Setiap hamba yang berpuasa di jalan Allah, Allah akan menjauhkannya dari api Neraka sejauh perjalanan tujuh puluh tahun” [Bukhari-Muslim]


Baca selengkapnya di:


http://media-islam.or.id/2009/08/17/panduan-puasa-bulan-ramadhan-menurut-ayat-qur%E2%80%99an-dan-hadits


5. Menunaikan Haji Jika Mampu


 

Haji adalah rukun Islam yang ke lima. Wajib bagi ummat Islam yang mampu mengadakan perjalanan ke sana dan kondisi dalam keadaan aman.


”…Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, bagi orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkar, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” [Ali ’Imran:97]


Bagi yang mampu wajib berhaji meski mengendarai unta kurus dari tempat yang jauh.


”Serulah manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh” [Al Hajj:27]



تَعَجَّلُوْا إلَى الْحَجِّ فَإِنَّ أحَدَكُمْ لاَ يَدْرِى مَا يُعْرَضُ لَهُ رواه أحمد


Bersegeralah menunaikan haji karena sesungguhnya seseorang di antara kalian tidak tahu apa yang akan terjadi [HR Ahmad]


Ali bin Abi Tholib rodliyallohu anhu berkata :



مَنْ قَدَرَ عَلَى الْحَجِّ فَتَرَكَهُ فَلاَ عَلَيْهِ أنْ يَمُوْتَ يَهُوْدِيًّا أوْ نَصْرَانِيّاً


Barangsiapa berkemampuan menunaikan ibadah haji lalu ia tidak menunaikannya maka terserah baginya memilih mati dalam keadaan yahudi atau Nasrani


Haji Mabrur (yang diterima) imbalannya surga

Dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Umrah ke umrah menghapus dosa antara keduanya, dan tidak ada pahala bagi haji mabrur kecuali surga.” Muttafaq Alaihi.


Musim haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barang siapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal. .” [Al Baqarah:197]


Kemudian bertolaklah kamu dari tempat bertolaknya orang-orang banyak (Arafah) dan mohonlah ampun kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun.” [Al Baqarah:199]


Dengan berkumpulnya ummat Islam di seluruh dunia, sebenarnya banyak manfaat yang bisa didapatkan ummat Islam. Mereka bisa bersilaturrahim. Mereka bisa mewujudkan persatuan Islam. Para pemimpin dunia Islam bisa bersatu sehingga bisa menghadapi musuh bersama-sama. Para pengusaha Muslim bersatu sehingga bisa berbisnis bersama-sama. Para wartawan Muslim bersatu, sehingga bisa saling bertukar berita. Para ulama Islam bersatu, sehingga bisa bersama-sama menyelesaikan berbagai masalah yang menghambat agama Islam.


Harusnya momen ibadah Haji bisa dimanfaatkan untuk itu.


Baca selengkapnya di:


http://media-islam.or.id/2011/05/08/haji


Sumber:


http://media-islam.or.id/2011/07/05/rukun-islam-5-perkara


Referensi:


http://id.wikipedia.org/wiki/Rukun_Islam


http://safartour.blogdetik.com/2010/11/12/tentang-haji-dan-jihad


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar