Selasa, 31 Mei 2011

Syirik Dosa Terbesar dan Tidak Diampuni Allah

Sesungguhnya syirik atau mempersekutukan Tuhan adalah dosa yang amat besar:


“Dengan ikhlas kepada Allah, tidak mempersekutukan sesuatu dengan Dia. Barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka adalah ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh.” [Al Hajj:31]


“Katakanlah: “Adakan perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang dahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah)”.” [Ar Ruum:42]


Jelas sekali bukan ayat Al Qur’an di atas bagi orang-orang yang berpikir atau berakal bahwa syirik itu adalah perbuatan sesat dan dosa.


Sesungguhnya syirik atau mempersekutukan Tuhan itu adalah dosa yang tidak terampuni. Ini adalah perkataan Allah SWT sendiri yang tertulis di dalam kitab suci Al Qur’an:


“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” [An Nisaa’:48]


“Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa yang selain dari syirik itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya.” [An Nisaa’:116]


Jika seseorang melakukan kemusyrikan, maka sia-sialah amalnya meski mereka banyak berbuat hal-hal yang dianggap oleh manusia “baik”:


“Itulah petunjuk Allah, yang dengannya Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya. Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan.” [Al An’aam:88]


“Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu: “Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.” [Az Zumar:65]


“Tidaklah pantas orang-orang musyrik itu memakmurkan mesjid-mesjid Allah, sedang mereka mengakui bahwa mereka sendiri kafir. Itulah orang-orang yang sia-sia pekerjaannya, dan mereka kekal di dalam neraka.” [At Taubah:17]


Menyembah Yesus atau Isa sebagai Tuhan adalah dosa yang amat besar. Tuhan adalah Pencipta alam semesta, sedang Yesus atau Isa bukanlah pencipta alam semesta. Yesus atau Isa adalah seorang manusia yang dilahirkan dari rahim ibunya, Siti Maryam:


“Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya Allah adalah Al Masih putera Maryam”, padahal Al Masih (sendiri) berkata: “Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu” Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.” [Al Maa-idah:72]


Sesungguhnya, kafirlah orang yang mengatakan bahwa Tuhan itu bisa beranak dan dilahirkan layaknya manusia, sehingga ada lebih dari 1 Tuhan seperti Tuhan Bapa dan Tuhan Anak. Bagaimana Allah bisa punya anak, padahal dia tidak punya istri? Adakah (na’udzubillah min dzalik!) mereka mengira bahwa Tuhan berzina dengan Maryam sehingga punya anak di luar nikah? Allah SWT membantah kebohongan itu:


“Dia Pencipta langit dan bumi. Bagaimana Dia mempunyai anak padahal Dia tidak mempunyai isteri. Dia menciptakan segala sesuatu; dan Dia mengetahui segala sesuatu.” [Al An’aam:101]


Dalam surat Al Ikhlas ditegaskan:


“Katakanlah: Allah itu Satu
Allah tempat meminta
Dia tidak beranak dan tidak diperanakan
Dan tak ada satu pun yang setara dengannya” [Al Ikhlas 1-4]


Selain Syirik Besar di atas yaitu menyembah Tuhan selain Allah, ada lagi syirik yang lebih kecil derajadnya meski tetap saja besar dosanya. Di antaranya:


Pergi ke Dukun


Banyak orang yang pergi ke dukun atau “Orang Pintar” untuk mendapat kekayaan, jabatan, wanita, dan sebagainya. Padahal itu termasuk syirik. Dosa.



مَنْ أََتَى عَرَّافًا أَوْ كَاهِنًا فَصَدَّقَهُ فِيْمَا يَقُوْلَ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ


“Barangsiapa yang mendatangi dukun dan membenarkan apa-apa yang diucapkannya, maka dia telah kufur terhadap apa-apa yang diturunkan kepada Muhammad .” (HR. Abu Dawud).


Hadits tersebut menunjukkan bahwa mendatangi dan bertanya kepada dukun merupakan dosa besar. Bahkan bila membenarkan keyakinan dukun dan seluruh apa-apa yang diucapkannya bisa menyebabkan kekufuran.


Demikian pula mendatangi tukang sihir untuk berobat atau semisalnya merupakan perbuatan dosa besar, bahkan bisa pula menyebabkan kekufuran bila ia meyakini bahwa tukang sihir tersebut bisa mendatangkan manfa’at dan menolak mudharat dengan sendirinya, selain Allah .



Rasulullah bersabda:
لَيْسَ مِنَّا مَنْ تَطَيَّرَ أَوْ تُطُيِّرَ لَهُ أَوْ تَكَهَّنَ أو تُكُهِّنَ لَهُ أَوْ سَحَرَ أَو سُحِرَ لَهُ


“Bukan termasuk golonganku yang mengundi nasib dengan burung dan semisalnya atau minta diundikan baginya, meramal sesuatu yang ghaib atau minta diramalkan untuknya, serta melakukan sihir atau disihirkan untuknya.” (HR. Ath Thabrani).


Jadi sangat disayangkan jika ada ummat Islam yang pergi ke dukun-dukun atau orang pintar.


Bertanya Pada Peramal



Rasulullah bersabda:
مَنْ أََتَى عَرَّافًا أَوْ كَاهِنًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَيْئٍ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلاَةٌ أَرْبَعُوْنَ لَيْلَةً


“Barangsiapa yang mendatangi ‘Arraf (Orang pintar, dukun), dan menanyakan sesuatu kepadanya, maka tidak akan diterima shalatnya selama empat puluh hari.” (HR. Muslim). Dalam riwayat lain:


Kita harus yakin bahwa selain Allah, tidak ada yang tahu perkara yang gaib termasuk para peramal tersebut:
Allah berfirman (artinya): “Katakanlah, tidak ada seorangpun yang ada di langit dan di bumi yang mengetahui perkara ghaib kecuali Allah.” (An Naml: 65).


Jangankan mengetahui hal yangg ghaib, mengetahui hal yang sudah terjadi atau pengetahuan umum saja para peramal tersebut belum tentu bisa. Pernah ada peramal yang ikut lomba kuis namun kalah karena tidak bisa menjawab pertanyaan tentang hal-hal yang sebenarnya sudah terjadi. Jika yang sudah terjadi saja tidak tahu, tentu dia juga tidak mengetahui apa yang belum terjadi.


Percaya Adanya Kekuatan Selain Allah
Banyak di antara kita yang meyakini adanya benda-benda yang mempunyai kekuatan ghaib seperti cincin wasiat, keris pusaka, jimat, dan sebagainya. Mereka menganggap benda-benda tersebut bisa memberi kekuatan, perlindungan, kekayaan, dan sebagainya. Padahal itu adalah syirik kecil.


Abu Musa al-Asy'ari berkata: Rasulullah SAW bersabda kepadaku: "Wahai Abdullah Ibnu Qais, maukah aku tunjukkan kepadamu satu simpanan dari beberapa simpanan surga? Yaitu, (artinya = Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan kehendak Allah)". Muttafaq Alaihi.


Percaya Dokter, Tabib, atau Obat yang Menyembuhkannya


Sebagai seorang Muslim, kita wajib beriman bahwa Allah yang menyembuhkan penyakit kita. Bukan obat, dokter, tabib, dan sebagainya. Meski kita pergi ke dokter/tabib dan minum obat, jika Allah tidak mengizinkan, niscaya kita tidak akan sembuh.


“Dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku” [Asy Syu’araa’ 80]


Meski Allah menurunkan bermacam obat seperti madu, habbatus saudah, bekam, dan sebagainya, namun itu semua hanya perantara/ikhtiar saja. Jika Allah tidak mengizinkan, niscaya orang tersebut tidak akan sembuh juga.


Pernah ada seorang pembekam yang begitu yakin dan takjub akan khasiat bekam karena menurutnya bisa menyembuhkan stroke. Namun dalam waktu kurang dari sebulan setelah dia mengatakan itu, orang yang dia bekam meninggal dunia. Meski memang usia pasiennya sudah tua, namun hendaknya kita tidak takabbur sehingga mempersekutukan Allah dengan yang lain. Yang Maha Menyembuhkan adalah Allah. Bukan yang lain. Segala macam obat atau pun tabib itu hanya perantara saja. Tidak lebih.


Jadi jika ada Dokter/Tabib mengaku dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit tanpa menyebut insya Allah atau bi idznillah, hendaknya istighfar. Karena selain takabbur juga sudah menyerempet-nyerempet kepada syirik.


Baca juga:


http://media-islam.or.id/2007/09/06/tauhid-%E2%80%93-mengesakan-allah


Referensi:
http://www.assalafy.org/mahad/?p=122
http://media-islam.or.id/2007/09/06/tauhid-%E2%80%93-mengesakan-allah


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar