Senin, 29 Juli 2013

Jangan Angkat Orang yang Ambisius Jadi Pemimpin!

Jangan angkat orang yang ambisius jadi pemimpin. Apalagi jika untuk mendapatkanya dia mengorbankan harta dan nyawa orang lain.  

Kami tidak mengangkat orang yang berambisi berkedudukan. (HR. Muslim)

Rasulullah Saw berkata kepada Abdurrahman bin Samurah, "Wahai Abdurrahman bin Samurah, janganlah engkau menuntut suatu jabatan. Sesungguhnya jika diberi karena ambisimu maka kamu akan menanggung seluruh bebannya. Tetapi jika ditugaskan tanpa ambisimu maka kamu akan ditolong mengatasinya." (HR. Bukhari dan Muslim)
  
Apabila Allah menghendaki kebaikan bagi suatu kaum maka dijadikan pemimpin-pemimpin mereka orang-orang yang bijaksana dan dijadikan ulama-ulama mereka menangani hukum dan peradilan. Juga Allah jadikan harta-benda di tangan orang-orang yang dermawan. Namun, jika Allah menghendaki keburukan bagi suatu kaum maka Dia menjadikan pemimpin-pemimpin mereka orang-orang yang berakhlak rendah. DijadikanNya orang-orang dungu yang menangani hukum dan peradilan, dan harta berada di tangan orang-orang kikir. (HR. Ad-Dailami)

Allah melaknat penyuap, penerima suap dan yang memberi peluang bagi mereka. (HR. Ahmad)
  
Akan datang sesudahku penguasa-penguasa yang memerintahmu. Di atas mimbar mereka memberi petunjuk dan ajaran dengan bijaksana, tetapi bila telah turun mimbar mereka melakukan tipu daya dan pencurian. Hati mereka lebih busuk dari bangkai. (HR. Ath-Thabrani) 

Jabatan (kedudukan) pada permulaannya penyesalan, pada pertengahannya kesengsaraan (kekesalan hati) dan pada akhirnya azab pada hari kiamat. (HR. Ath-Thabrani)

Dari Abu Ya'la yaitu Ma'qil bin Yasar r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tiada seorang hamba pun yang diserahi oleh Allah untuk menggembala suatu penggembalaan -yakni memimpin sesuatu umat atau bangsa-, lalu ia mati pada hari kematiannya, sedang di kala itu ia dalam keadaan menipu pada penggembalaanya, melainkan Allah mengharamkan padanya untuk masuk syurga." (Muttafaq 'alaih) 

Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda dalam rumahku demikian: "Ya Allah, barangsiapa yang menguasai sesuatu dari urusan pemerintahan umatku, kemudian ia membuat kesengsaraan pada mereka, maka berilah kesengsaraan kepada orang itu sendiri, sedang barangsiapa yang menguasai sesuatu dari urusan pemerintahan umatku, kemudian ia menunjukkan kasih sayang kepada mereka, baik ucapan ataupun perbuatannya, maka kasih sayangilah orang itu." (Riwayat Muslim) 

Dari Abu Maryam al-Azdi r.a. bahwasanya ia berkata kepada Mu'awiyah r.a.: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: "Barangsiapa yang diserahi oleh Allah akan sesuatu kekuasaan dari beberapa urusan pemerintahan kaum Muslimin, kemudian orang itu menutup diri -tidak memperhatikan- perihal hajat, kepentingan atau kefakiran orang-orang yang di bawah kekuasannya, maka Allah juga akan menutup diri -yakni tidak memperhatikan- perihal hajat, kepentingan atau kefakirannya sendiri pada hari kiamat." Sejak saat itu Mu'awiyah lalu mengangkat seorang untuk mengurus segala macam keperluan orang banyak." Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Tirmidzi. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar