Meski MIFTA didirikan tahun 2000, namun saya baru bergabung dengan MIFTA tahun 2004 di Munas MIFTA di Bogor. Terus-terang banyak pengalaman berharga yang saya dapatkan di situ. Bertemu dengan pakar-pakar IT seperti pak Onno W Purbo, Rusmanto, Romi Satria Wahono, Ahmad Sofyan, Prihantoosa, dan banyak lagi yang tak bisa disebut satu-per satu.
Ilmu yang bermanfaat pun didapat. Dari milis Mifta, banyak pembicaraan-pembicaraan dan juga training tentang IT seperti Joomla, Ubuntu, dan sebagainya disebut oleh mas Bayu, Toosa, dsb. Dari situ akhirnya penasaran dan belajar Joomla yang alhamdulillah bisa membuat 1 klien website dengan Joomla dan hingga kini website tersebut tetap eksis hingga kemudian "hijrah" ke wordpress.
[caption id="attachment_3924" align="aligncenter" width="468"] Briefing MIFTA di Pondok Pesantren Rancabango[/caption]
Wordpress pun saya pelajari dari pak Harry Sufehmi meski saat itu saya lihat tampilannya kok "biasa saja". Saat saya ke Nurul Fikri Computer, saya lihat 1 staf NFC mengutak-atik gambar header WP. Oh ternyata bisa dirubah ya? Begitu pikir saya. Sehingga meski sebelumnya kurang serius, akhirnya saya garap berbagai blog dengan basis WP seperti SyiarIslam dan InfoIndonesia yang masing2 sudah dapat kunjungan lebih dari 1 juta kali.
[caption id="attachment_3925" align="aligncenter" width="468"] Mas Bayu Menjelaskan IT pada Santri Ponpes Rancabango[/caption]
Wordpress yang berbayar pun seperti Media-Islam.orlid saya garap dan sudah dapat lebih dari 4 juta kunjungan. Ini lumayan mengingat contentnya amat sedikit. Meski demikian 1 posting bisa dilihat lebih dari 100 ribu kali. Jadi dari sisi kunjungan per tulisan, tidak kalah dengan media online besar seperti Antara. Dari situ juga dapat order membuat website dengan basis WP. Jadi tidak rugi bergabung di MIFTA.
[caption id="attachment_3927" align="aligncenter" width="468"] Mas Bayu Menjelaskan IT pada Santri Ponpes Rancabango[/caption]
Selain bertemu pakar IT dan mendapat ilmu, kita juga bisa berbagi ilmu. Beberapa kali MIFTA mengadakan pelatihan komputer baik untuk anggotanya seperti pelatihan Java, Linux, PHP, dan sebagainya, mau pun pihak luar. Paling tidak MIFTA mengadakan training 2x di Pondok Pesantren At Tanwiriyyah Cianjur, 3x di Pondok Pesantren Persatuan Islam 99 Rancabango, serta berbagai tempat lainnya seperti di UI, Unand, Universitas Islam Tangerang, SMU2, dan sebagainya.
[caption id="attachment_3928" align="aligncenter" width="468"] Makan Siang di Rumah Pemimpin Ponpes Rancabango[/caption]
Saat pertama kali berkunjung ke Pesantren At Tanwiriyyah Cianjur, para santri belum begitu mengenal apa itu internet. Bahkan saat harus menjelaskan apa itu "Modem", mas Eko Budhi Suprasetiawan sampai keringat dingin menjelaskan tentang perubahan sinyal analog jadi digital dengan modulasi dan demodulasi kepada para santri yang ternganga-nganga.
[caption id="attachment_3929" align="aligncenter" width="468"] Training Open Source untuk Asatidz Pesantren Rancabango[/caption]
Tapi saat kunjungan kedua beberapa tahun kemudian, para santri sudah sangat terampil berinternet. Pertanyaan-pertanyaannya pun begitu dalam seperti apa hukum judi online dan bagaimana cara mencegahnya? Begitu pula dan dampak buruk chatting online.
[caption id="" align="aligncenter" width="468"] Gunung Cikuray dan sawah yang menghijau. Seperti inilah lingkungan di sekitar pondok pesantren Rancabango[/caption]
Saat mengadakan pelatihan Open Source di Pondok Pesantren Rancabango Garut juga begitu. Kami mengadakan pelatihan untuk para Asatidz/guru-guru di sana sehingga diharapkan mereka bisa mengajarkan juga ke para santrinya. Ini amat penting mengingat 1 pesantren, jumlah seluruh santrinya bisa mencapai 5000 orang. Dan para santri ini kelak menjadi ustad/guru yang akan mendidik ummatnya.
[caption id="attachment_3930" align="aligncenter" width="468"] Pelatihan Moodle dan Simpel bagi Para Asatidz Pesantren Rancabango[/caption]
Boleh dikata di usia yang amat muda, meski tidak banyak, MIFTA sudah bisa "memberi" kepada masyarakat. Apalagi berbagai "cabang" MIFTA seperti di Menado, Surabaya, Yogyakarta, dsb meminta izin untuk memberikan pelatihan atas nama MIFTA.
[caption id="" align="aligncenter" width="468"] Foto bareng Tim IGOS Codecamp dengan para Asatidz dari Ponpes Rancabango dan Asy Syifaa[/caption]
[caption id="" align="aligncenter" width="448"] Foto Ponpes Rancabango dengan latar belakang bukit yang menghijau. Sayang bukitnya sudah mulai gundul[/caption]
Dari sini saya mendapat pelajaran, untuk memberi, anda tidak harus kaya, punya banyak uang, ilmu, dan sebagainya. Langsung saja memberi meski hanya "1 ayat". Saya boleh dibilang tidak bisa Linux. Toh saat training, mau tidak mau saya langsung belajar dan mengajar mereka secara "Seamless" sehingga murid-murid tidak tahu kalau saya sebenarnya tidak bisa...:)
[caption id="attachment_3936" align="aligncenter" width="468"] Ceramah Pemanfaatan TI untuk Dakwah bersama Ustad Amang Syafruddin dan Prihantoosa[/caption]
Jadi jangan minder memberi pelatihan dengan alasan ilmu tidak cukup dalam. Jika anda sudah biasa memakai software tersebut, ajarkanlah cara anda memakainya.
[caption id="attachment_3938" align="aligncenter" width="468"] Muslim Teknopreneur Fair 1 Agustus 2010[/caption]
Oleh: A Nizami
Tidak ada komentar:
Posting Komentar