Selasa, 04 Mei 2010

Allah Maha Melihat (Bashor)

PenglihatanNya bisa menembus langit dan bumi.


“Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa: Kemudian Dia bersemayam di atas ´arsy Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepada-Nya. Dan Dia bersama kamu di mama saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” [Al Hadiid 4]



Dia bisa melihat semut hitam yang berjalan di atas batu hitam di langit yang kelam.


Tak ada selembar daun pun yang jatuh ke bumi tanpa Allah melihatnya. Tidak pula daun kering atau basah kecuali Allah melihatnya.


“Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)" [Al An’aam 59]


Allah bisa melihat meski itu hanya sebesar dzarrah.


(Luqman berkata): "Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.” [Luqman 16]


Ini beda dengan manusia yang penglihatannya terbatas. Bahkan pada umur 70 tahun ke atas, pandangan manusia rabun bahkan ada yang buta karena katarak atau penyakit mata lainnya.


Pandangan manusia pun terbatas.


Manusia tidak bisa melihat tengkuknya sendiri.


Ada yang pernah melihat tengkuknya sendiri?


Manusia juga tidak bisa melihat jantungnya sendiri.


Saat meleng atau pun tidur, manusia tidak dapat melihat. Sementara Allah selalu Melihat kapan saja dan di mana saja.


Benda yang jauh pun manusia tidak bisa melihatnya.


Padahal pandangan Allah meliputi bumi hingga langit ke 7.


“Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ghaib di langit dan bumi. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” [Al Hujuraat 18]


Penglihatan Allah berbeda dengan penglihatan makhlukNya:


“…Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia." [Al Ikhlas 4]

Tidak ada satu pun yang menyerupai Allah karena Allah jauh berbeda dengan makhluqnya (Mukhollafatuhu lil hawaadits)

Subhanallah.


Allah Maha Melihat!


Allah bukan cuma bisa melihat yang zahir. Tapi juga bisa melihat yang ghaib. Melihat isi hati manusia:


Allah Ta'ala berfirman pula: "Katakanlah - wahai Muhammad, sekalipun engkau semua sembunyikan apa-apa yang ada di dalam hatimu ataupun engkau sekalian tampakkan, pasti diketahui juga oleh Allah." [Ali-Imran: 29]


Dari Abu Hurairah, yaitu Abdur Rahman bin Shakhr r.a., katanya: Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya Allah Ta'ala itu tidak melihat kepada tubuh-tubuhmu, tidak pula kepada bentuk rupamu, tetapi Dia melihat kepada hati-hatimu sekalian." (Riwayat Muslim) 


Sebaliknya, manusia cuma bisa melihat yang zahir saja. Lisan dan perbuatan. Oleh karena itu Allah melarang kita untuk su'u zhon / berburuk sangka.


Karena itu jika kita ingin berbuat jahat seperti korupsi, mencuri, mencopet, dan sebagainya, ingatlah: meski tidak ada orang yang tahu, tapi Allah melihat perbuatan kita.Allah melihat kita setiap saat. Allah melihat kita di setiap waktu!


Yakinlah selalu meski tidak ada orang lain yang melihat perbuatan jahat kita, namun Allah selalu melihatnya.


Begitu pula malaikat Roqib dan 'Atid yang ada di sisi kanan dan kiri kita mencatat perbuatan kita. Kelak perbuatan kita akan dibalas oleh Allah SWT.


"...Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan." [Al Baqarah 233]
"...Sesungguhnya Allah Maha Melihat segala apa yang kamu kerjakan." [Al Baqarah 237]
"...Sesungguhnya Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya." [Al Mu'min 44]

Dari ceramah Ustad Dayat ditambah-tambah sedikit dengan pikiran saya….


Di bawah ada beberapa tulisan yang mudah-mudahan makin menambah keimanan kita:

Allah Maha Melihat


Abu Bakar r.a. Ketika menjadi khalifah kerapkali menginspeksi keadaan rakyatnya dan wilayahnya sampai ke pelosok negeri hanya dengan berjalan kaki. Hingga pada suatu hari ia berjalan ke padang rumput dekat pegunungan. Udara sangat sejuk tapi tenggorokannya kering kehausan. Dilihatnya seorang penggembala sedang menggembalakan dombanya. Abu Bakar pun memanggilnya, bermaksud meminta air.
“Hai penggembala! Penggembala!”, teriaknya sambil melambaikan tangan.
“Ada apa, tuan? Ada perlu apa denganku?” jawab penggembala sambil mendatangi Abu Bakar r.a.
“Aku kehausan, mungkin engkau bisa memberiku air susu untukku. Aku ingin membeli susu dari domba gembalaanmu. Aku lelah berjalan seharian dan tenggorokanku kering. Mungkin air susu domba ini dapat menyegarkan badan dan menghilangkan dahagaku.” kata Abu Bakar r.a.
“Maaf, tuan. Aku hanya penggembala. Domba-domba ini bukan milikku. Pemiliknya ada di balik gunung itu. Aku tidak dapat bertransaksi dengan tuan. Namun, jika tuan kehausan dan ingin mendapatkan air susu domba ini, tuan boleh mengambilnya. Nanti aku akan memintakan izin pada pemiliknya atau kupotongkan upahku untukmu.”jawab penggembala.
Abu Bakar terkesan dengan kebaikan hati sang penggembala, ia ingin menguji iman sang penggembala.
“Hai penggembala, bagaimana jika kubeli saja domba yang gemuk ini. Satu ini saja. Ini uangnya. Ambillah.” desak Abu Bakar r.a.
“Maaf tuan, domba ini bukan milikku, aku hanya menggembalakannya. Jika tuan ingin membelinya, aku akan mengantar tuan ke pemiliknya.” kata penggembala sambil mengembalikan uangnya.
“Tapi kau kan dapat mewakilinya. Begini saja, kubeli domba ini dan ini uangnya. Katakan saja pada pemiliknya dombanya hilang atau dimakan serigala. Bukankah daerah ini banyak serigala? Lagipula dengan banyaknya domba pemiliknya tidak akan tahu telah kehilangan seekor. apa pemiliknya menghitung setiap hari? Ambillah, akan kubawa domba ini. Tak akan ada yang tahu.” desak Abu Bakar r.a. lagi.
“Tuan benar. Tak akan ada seorang pun yang tahu kecuali kita. Dan serigala memang banyak berkeliaran di daerah ini. Majikanku juga tidak pernah menghitung jumlah dombanya. Semuanya dipercayakan padaku.” jawab penggembala. “Tapi tuan, katakan padaku, dimanakah Allah? Yang Maha Melihat, Maha Mendengar, Yang Selalu Mengawasi dan Yang Tak Pernah Tidur? Dimanakah Allah, wahai tuan?”
Abu Bakar tersenyum, sangat terkesan dengan jawaban penggembala itu. Hatinya terharu, tak menyangka di tengah padang rumput, di balik gunung, ada seseorang yang begitu agung dan teeguh imannya. Gembira hatinya menyaksikan kualitas iman rakyatnya meski berada di pelosok negeri.
Sesungguhnya denyut hati yang tersirat atau bisikan di tengah kegelapan malam, semuanya selalu dalam pengawasanNya..
Subhanallah………………………by diding


http://didingwk.wordpress.com/2009/05/15/allah-maha-melihat

 

Allah Maha Melihat


Suatu hari, seorang guru meminta tiga muridnya untuk menyembelih tiga ekor ayam ditempat yang berbeda dan yang tidak terlihat oleh siapapun. Ketiga muridnya pun langsung membawa ayamnya masing-masing dan berlari ketempat yng mereka perkirakan tidak ada yang melihat.

Murid pertama pergi ke puncak gunung. Disana, ia melihat tidak ada satupun yang melihat perbuatannya. Lalu dengan cepat, ia menyembelih ayam tersebut. Setelah selesai, ia segera kembali menghadap gurunya.


Murid kedua pergi ke gua. Setelah merasa tidak ada seorangpun melihatnya ia segera menyembelih ayamnya dan segera menghadap gurunya.


Sementara itu, murid ketiga tampak kebingungan. Ia berlari kesana kemarimencari tempat yang dimaksud gurunya. Lama ia mencari namun tak kunjung menemukan tempat tersebut. Ia segera menghadap gurunya.


Setelah ketiganya sampai, guru mereka meminta laporan hasil tugas yang yang ia berikan. Murid pertama segera melaporkan bahwa dia telah berhasil menyembelih ayam tersebut dan yakin tidak ada yang melihatnya. Begitu juga murid kedua, dia melaporkan bahwa berhasil menyembelih ayamnya di gua dan tidak seorangpun melihatnya saat itu. Sementara murid ketiga, tidak dapat memberikan laporannya. Sang guru bertanya kepadanya, " Muridku, apa kamu sudah melaksanakan tugasmu?"


Si murid menjawab," Maaf guru, saya tidak dapat melaksanakan tugas yang diperintahkan."
Sang guru bertanya lagi, "Kamu bisa memebrikan alasannya?"


"Saya tidak bisa menyembelih ayam ditempat yang tidak terlihat oleh siapapun karena yang saya tahu ditempat manapun dibumi ini selalu diawasi dan terlihat oleh Allah."


Mendengar jawaban muridnya sang guru tersenyum dan berkata, " Kamu benar muridku, tidak ada tempat didunia ini yang tidak dalam pengawasan Allah, Allah Maha Melihat.
Allah Maha Melihat apapun yang dilakukan oleh makhluknya didunia ini."


( Multiple inteligences For Islamic Teaching )

http://uyuni.multiply.com/reviews/item/6?&show_interstitial=1&u=%2Freviews%2Fitem

8 komentar:

  1. [...] http://media-islam.or.id/2010/05/04/allah-maha-melihat-bashor [...]

    BalasHapus
  2. [...] http://media-islam.or.id/2010/05/04/allah-maha-melihat-bashor [...]

    BalasHapus
  3. [...] 12. Bashor (Melihat) Allah bersifat Melihat. Mustahil Allah itu ‘Amaa (Buta). “Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ghaib di langit dan bumi. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” [Al Hujuraat:18] Hikmah: takut berbuat dosa karena Allah selalu melihat kita Lebih jauh tentang Sifat Bashor bisa anda lihat di: http://media-islam.or.id/2010/05/04/allah-maha-melihat-bashor [...]

    BalasHapus
  4. [...] http://media-islam.or.id/2010/05/04/allah-maha-melihat-bashor [...]

    BalasHapus
  5. [...] http://media-islam.or.id/2010/05/04/allah-maha-melihat-bashor [...]

    BalasHapus
  6. [...] swt accept it)Hadis-hadis Populer yang sanadnya dla’if Ihsan al-‘UtaibiPondok Ramadhan 1433Allah Maha Melihat (Bashor)var base_url_sociable = 'http://www.fajarnurzaman.com/wp-content/plugins/sociable/' sup { [...]

    BalasHapus
  7. [...] Lebih jauh tentang Sifat Bashor bisa anda lihat di : http://media-islam.or.id/2010/05/04/allah-maha-melihat-bashor [...]

    BalasHapus
  8. [...] Baca selengkapnya di: http://media-islam.or.id/2010/05/04/allah-maha-melihat-bashor/ [...]

    BalasHapus