Selasa, 25 Agustus 2009

Menjaga Diri dan Keluarga dari Harta yang Haram

neraka
Saat ini tidak terasa banyak orang Islam yang tidak sadar/tidak ragu lagi memakan makanan dari sumber yang haram. Tak heran jika Indonesia sering dinobatkan sebagai negara paling korup di dunia.



Pencurian, perampokan, korupsi, suap, pungutan liar, atau pun uang pelicin adalah hal yang biasa di negeri ini. Bahkan tak jarang “UUD” diplesetkan artinya jadi “Ujung-Ujungnya Duit.” Orang yang berusaha jujur, sering diisolasi dan dimusuhi.

Banyak orang yang sudah tidak peduli lagi apakah uang yang didapat dari yang haram/halal. Bahkan ada yang berkata, “Zaman sekarang mencari yang haram saja susah, apalagi yang halal.” Keadaan ini sudah diperkirakan oleh Nabi:

Akan datang bagi manusia suatu jaman dimana orang tidak peduli apakah harta yang diperolehnya halal atau haram. (HR. Bukhari)

Tak jarang juga masyarakat mengagumi/menghormati orang yang kaya meski mereka tahu bahwa kekayaannya didapat dari hasil korupsi/haram.

Rasulullah SAW: Janganlah kamu mengagumi orang yang terbentang kedua lengannya menumpahkan darah. Di sisi Allah dia adalah pembunuh yang tidak mati. Jangan pula kamu mengagumi orang yang memperoleh harta dari yang haram. Sesungguhnya bila dia menafkahkannya atau bersedekah maka tidak akan diterima oleh Allah dan bila disimpan hartanya tidak akan berkah. Bila tersisa pun hartanya akan menjadi bekalnya di neraka. (HR. Abu Dawud)

Dari uang haram itu, mereka beri makan anak dan istrinya. Padahal Nabi berkata:

Tiap tubuh yang tumbuh dari (makanan) yang haram maka api neraka lebih utama membakarnya. (HR. Ath-Thabrani)

Relakah kita demi kehidupan dunia yang cuma sekitar 70 tahun akhirnya masuk ke neraka yang kekal abadi hanya karena makanan kita dari sumber yang haram?

Para koruptor, perampok, atau pun pencuri jangan pernah berharap amal mereka diterima dan masuk surga meski mereka rajin shalat, puasa, dan sebagainya. Karena segala amal itu tidak akan diterima Allah jika mereka memakan makanan dari sumber yang haram:

Rasulullah SAW: Wahai Sa'ad, murnikanlah makananmu, niscaya kamu menjadi orang yang terkabul do'anya. Demi yang jiwa Muhammad dalam genggamanNya. Sesungguhnya seorang hamba melontarkan sesuap makanan yang haram ke dalam perutnya maka tidak akan diterima amal kebaikannya selama empat puluh hari. Siapapun yang dagingnya tumbuh dari yang haram maka api neraka lebih layak membakarnya. (HR. Ath-Thabrani)

Orang yang makanannya dari sumber yang haram, minumannya dari uang yang haram, dan pakaiannya dari penghasilan yang haram, niscaya tidak akan pernah dikabulkan oleh Allah segala doanya:

Dari Abu Hurairoh ra, ia berkata: “Rasulullah SAW pernah bersabda: “Sesungguhnya Allah itu baik, tidak mau menerima sesuatu kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada orang-orang mukmin (seperti) apa yang telah diperintahkan kepada para rosul, Allah berfirman, “Wahai para Rosul makanlah dari segala sesuatu yang baik dan kerjakanlah amal sholih” (QS Al Mukminun: 51). Dan Dia berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman, makanlah dari apa-apa yang baik yang telah Kami berikan kepadamu” (QS Al Baqoroh: 172). Kemudian beliau menceritakan kisah seorang laki-laki yang melakukan perjalanan jauh, rambutnya kusut dan berdebu. Dia menengadahkan kedua tangannya ke langit seraya berdoa: ”Wahai Robbku, wahai Robbku”, sedangkan makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan (perutnya) dikenyangkan dengan makanan haram, maka bagaimana mungkin orang seperti ini dikabulkan do’anya.” (HR. Muslim)

Nabi berkata bahwa ujian terbesar bagi ummatnya adalah harta-benda. Pada perang Uhud, ummat Islam nyaris dikalahkan musuh karena tergiur oleh harta benda. Sekarang sepertinya lebih parah lagi.

Bagi tiap sesuatu terdapat ujian dan cobaan, dan ujian serta cobaan terhadap umatku ialah harta-benda. (HR. Tirmidzi)

Saya melihat kehadiran motivator untuk menumbuhkan motivasi seseorang untuk jadi kaya/sukses selain bisa membawa pengaruh positif, bisa juga berpengaruh negatif. Dapat membuat ummat Islam terjangkit penyakit Wahn, yaitu: Cinta Dunia dan Takut Mati.

“Cinta yang sangat terhadap harta dan kedudukan dapat mengikis agama seseorang.” (HR. Aththusi)

Meski ummat Islam diperintahkan mencari karunia Allah, tapi semua itu dilakukan karena cinta kepada Allah dan dibelanjakan di jalan Allah.

Jika harta kita diperoleh dari sumber yang haram. Kemudian dibelanjakan untuk hal yang haram dan juga tidak dibersihkan dengan zakat jika mencapai nisab dan haulnya, maka kelak itu akan jadi sesal kita di akhirat nanti:

Orang yang paling dirundung penyesalan pada hari kiamat ialah orang yang memperoleh harta dari sumber yang tidak halal lalu menyebabkannya masuk neraka. (HR. Bukhari)

“Pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: "Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu." [At Taubah:35]

“Sesungguhnya orang-orang yang kafir, harta benda dan anak-anak mereka, sedikitpun tidak dapat menolak (siksa) Allah dari mereka. Dan mereka itu adalah bahan bakar api neraka” [Ali ‘Imran:10]

Berikut materi ceramah KH Dr. Mohamad Hidayat MBA di masjid At Taubah tanggal 27 Oktober 2013 tentang Baik dan Halal adalah Syarat Dikabulkannya Doa:





8 komentar:

  1. tolong doakan ana dan keluarga agar terhindarkan dari harta yang haram..amin..

    BalasHapus
  2. apakah jika ana bekerja di bank, gaji ana termasuk harta haram, dikarenakan bank itu riba? meskipun saya berusaha jujur dengan pekerjaan ana?
    tolong nasehatnya... terima kasih

    BalasHapus
  3. @Arief: Jawabannya meski benar, namun mungkin sangat pahit bagi antum. Ana sarankan coba pindah ke Bank Syariah atau ke perusahaan lain. Mudah2an dalil di bawah cukup jelas.

    Orang-orang yang makan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata, sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti dari mengambil riba, maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu; dan urusannya terserah kepada Allah. Orang yang kembali mengambil riba, maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.” [Al Baqarah:275]

    Jabir Ra: Rasulullah SAW melaknat pemakan riba, pemberi makan riba, penulisnya, dan dua orang saksinya. Beliau bersabda: “Mereka itu sama.” Riwayat Muslim.

    BalasHapus
  4. ALLOHU AKBAR>>>>saya penjaga toko kadang sy bwa uang sediri,smpai di toko kadang uang trcmpur2 dengan uang toko buat kmblian,smntra toko ny bukan toko sndri,...yang saya takutkn klo anak anak sy yg msh bayi makn uang yg bukan hak ny,..gmn ya?????kami tunggu nasihatny maturnuwun....

    BalasHapus
  5. ijin untuk mengcopy...........

    BalasHapus
  6. izin mengcopy

    BalasHapus
  7. hendaknya pejabat pelaku koruptor di negeri ini membaca dan memahami tulisan ini.

    BalasHapus
  8. yg harta RIBA koq kagak dibahas disini ya, bos???

    BalasHapus