Jumat, 22 Februari 2008

Mengapa Ummat Islam Mundur dan Ummat Selain Islam Maju?

Istana Alhambra peninggalan Islam di kota Granada, SpanyolSaat ini boleh dikata ummat Islam adalah ummat yang paling tertinggal dibanding ummat-ummat beragama lainnya.


Ummat Yahudi meski berjumlah hanya 40 juta, namun menguasai ekonomi dan politik dunia. Mereka bisa menguasai masjidil Aqsha tanpa perlawanan berarti dari ummat Islam yang katanya berjumlah 1,2 milyar atau 30 kali lipat lebih banyak dari kaum Yahudi.


Ummat Nasrani di Eropa, Australia, AS, sangat maju di bidang teknologi dan menguasai negara-negara Islam secara ekonomi dan politik. Mereka mampu membuat mobil, kapal selam, kapal induk yang mampu memuat ratusan kapal terbang, rudal antar benua, pesawat ulang alik yang mengelilingi bumi, bahkan bisa membuat pesawat ruang angkasa yang bisa melaju jauh hingga melewati planet Saturnus.



Bahkan Amerika Serikat dan sekutunya mampu menyerang dan menjajah dan membunuh ummat Islam di Afghanistan dan Irak tanpa perlawanan dari seluruh ummat Islam. Sebagian ummat Islam dengan semangat “Toleransi” justru bekerjasama dengan AS dan Sekutunya yang sebenarnya merupakan kafir harbi.


Ummat Islam boleh dikata ummat yang paling miskin, paling bodoh, dan paling suka bertengkar dengan sesama.


Padahal zaman Nabi, sahabat, dan beberapa generasi sesudahnya selama 700 tahun ummat Islam begitu maju menguasai dunia. Islam berkibar dari Ternate, India, Timur Tengah, Yugoslavia, Albania, Bulgaria, Yunani, bahkan hingga Spanyol.


Ummat Islam mampu mengalahkan orang-orang kafir, Yahudi, bahkan 2 kerajaan Super Power saat itu yaitu Romawi dan Persia. Bahkan ibukota kedua negara tersebut, yaitu Constantinople (Istambul) dan Baghdad saat ini tetap berada di tangan Islam yaitu di negara Turki dan Irak.


Istana Alhambra dengan air mancurnya peninggalan Islam di kota Granada, SpanyolSemangat jihad ummat Islam begitu tinggi sehingga 200 ribu pasukan Romawi tidak mampu mengalahkan pasukan Islam yang dipimpin Khalid bin Walid yang berjumlah hanya 3 ribu orang. Bukannya tentara Islam yang mundur, justru pasukan Romawilah yang mundur ketakutan akibat strategi Khalid bin Walid.


Dalam Perang Salib antara ummat Kristen dengan Ummat Islam yang terjadi beberapa kali dari tahun 1096 hingga 1291 untuk memperebutkan Palestina, hanya perang Salib pertama yang dimenangkan ummat Kristen. Setelah itu ummat Islam yang menang dan berkuasa hingga abad 20 sebelum akhirnya jatuh ke tangan Israel.


Dalam bidang ilmu pengetahuan juga begitu. Ibnu Sina (Avicenna) dikenal sebagai Bapak Kedokteran dunia. Ketika perang Salib dan Raja Richard the Lion Heart sakit, tak ada satu dokter Eropa pun yang mampu mengobatinya. Justru Sultan Salahuddin Al Ayyubi yang menyelinap ke tenda Richard yang bisa mengobatinya. Itulah keunggulan ilmu kedokteran Islam saat itu.


Ilmuwan Islam Al Khawarizmi juga mengembangkan ilmu Matematika seperti Aljabar (Algebra), Algoritma (Algorithm) yang kita kenal hingga sekarang. Bahkan angka yang kita pakai sekarang pun merupakan hasil penemuan ilmuwan Islam yang disebut dengan ”ARABIC NUMERAL” yang menggantikan Sistem Bilangan Romawi yang sangat tidak fleksibel. Pada saat munculnya Islam, bangsa Barat belum mengenal angka 0 (Nol). Islamlah yang mengenalkan angka itu pada mereka.


Mengapa ini semua bisa terjadi?


Syekh Amir Syakib Arsalan menulis satu buku yang mengungkap hal ini dengan judul ”Mengapa Ummat Islam Mundur dan Ummat Selainnya Maju?”


Sebab pertama kenapa ummat Islam mundur adalah karena ummat Islam sudah tidak mempraktekkan ajaran Islam yang termuat dalam Al Qur’an dan Hadits.Padahal itu adalah pedoman kita agar hidup bahagia dunia dan akhirat.


Nabi SAW bersabda: "Aku tinggalkan bagimu dua perkara, jika kamu berpegang teguh kepada keduanya kamu tidak akan tersesat selama-lamanya yaitu kitab Allah dan Sunnah Rasul(hadits)". Ditambah lagi Qur'an sendiri menyatakan dalam surat Al-Furqon ayat 30. Berkatalah Rasul: "Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Qur'an itu sesuatu yang tidak diacuhkan". Menyoroti masalah ini Ibnu Taimiyyah mengatakan: "Barang siapa yang tidak membaca Qur'an maka dia telah menjauhi Qur'an, dan barang siapa yang membaca tapi tidak pernah merenungkan isinya maka dia telah menjauhi Qur'an, dan barang siapa yang membaca lalu merenungkan isinya tapi tidak pernah mengamalkan nya maka dia telah menjauhi qur'an pula". Tapi hal iniditujukan kepada orang yang berbeda kemampuan pemahamannya terhadap Qur''an.


Dalam Islam begitu banyak ajaran yang jika dilaksanakan akan bermanfaat bagi ummat Islam sendiri.


Sebagai contoh, Nabi berkata bahwa menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi setiap Muslim lelaki dan perempuan [Ibnu Majah). Artinya jika kita mempelajari ilmu yang bermanfaat kita akan mendapat pahala, sedang jika tidak belajar kita akan berdosa.


Namun kenyataannya banyak ummat Islam yang malas belajar. Bahkan ada yang beranggapan wanita tidak perlu sekolah tinggi-tinggi toh akhirnya juga tinggal di dapur.


Akibatnya ummat Islam jadi bodoh dan terbelakang.


Sebaiknya ummat Non Muslim begitu rajin belajar. Tidak hanya S1, tapi juga S2, bahkan S3 dan banyak juga yang tetap belajar meski tidak melalui pendidikan formal seperti Bill Gates yang meski tidak lulus kuliah tapi tetap terus belajar sehingga bisa membuat sistem operasi komputer yang dipakai luas di seluruh dunia.


Ummat Non Muslim begitu cerdas hingga mereka bisa membuat pesawat terbang, kapal induk, peluru kendali, mobil, komputer, dan sebagainya, sementara ummat Islam karena bodoh nyaris tidak bisa apa-apa.


Nabi juga berkata: ”Kebersihan sebagian dari iman.” Namun ternyata ummat Islam banyak yang hidup jorok. Bahkan banyak pesantren yang merupakan tempat kaderisasi ulama yang begitu kotor tempat wudlu, kamar mandi, apalagi WC-nya. Saya sempat melihat air yang begitu kotor dan hijau dipakai untuk berwudlu di pesantren.


Sebaliknya, ummat Non Muslim hidup begitu bersih. Untuk kamar kecil saja, airnya begitu bersih dan jernih. Bahkan mereka bisa mencari nafkah dengan menjadikan kebersihan sebagai usaha/bisnis mereka. Sebagai contoh perusahaan Swedia, Electrolux, memproduksi berbagai produk kebersihan seperti Vacuum Cleaner, alat pel listrik, dan sebagainya. Unilever merupakan perusahaan Multinasional yang kaya dengan produk kebersihan seperti sabun mandi, shampo (pembersih rambut), dan juga sabun cuci. Mereka jadi bersih dan makmur dengan menjalankan kebersihan yang sebenarnya merupakan ajaran Islam.


Kedua adalah ummat Islam tidak bersatu, tapi berpecah-belah. Padahal ummat Islam diperintahkan untuk bersatu.


Allah sudah mengingatkan kepada kita . QS. Ali Imran : 103.Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan ni'mat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena ni'mat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.


Nabi Muhammad SAW bersabda: "Akan terpecah belah umatku seperti terpecah-belahnya Yahudi dan Nasrani menjadi 73 golongan, semuanya masuk neraka kecuali kaum yang mengikuti ajaran-ajaranku dan sahabat-sahabatku".


Pada zaman Nabi, ummat Islam juga berusaha untuk dipecah-belah dan diadu-domba baik oleh orang kafir Mekkah, mau pun kaum Yahudi misalnya dengan berusaha menimbulkan fanatisme suku antara kelompok Muhajirin dan Anshar. Tapi Nabi berhasil mendamaikan dan mempersatukan mereka. Seharusnya para ulama yang merupakan pewaris Nabi harus berusaha mempersatukan ummat Islam yang terpecah-belah baik dalam kelompok bangsa/negara mau pun aliran.


Bahkan ummat Islam juga disusupi oleh kaum munafik yang dipimpin Abdullah bin Ubay bin Salul untuk memecah-belah ummat Islam dari dalam. Kaum munafik ini bahkan membangun masjid guna memecah-belah ummat Islam.


”Di antara orang-orang munafik itu ada yang mendirikan masjid untuk menimbulkan kemudharatan pada orang-orang mukmin, untuk kekafiran dan untuk memecah belah antara orang-orang mukmin serta menunggu kedatangan orang-orang yang telah memerangi Allah dan Rasul-Nya sejak dahulu. Mereka Sesungguhnya bersumpah: "Kami tidak menghendaki selain kebaikan." Dan Allah menjadi saksi bahwa sesungguhnya mereka itu adalah pendusta.


Janganlah kamu bersembahyang dalam mesjid itu selama-lamanya. Sesungguh- nya mesjid yang didirikan atas dasar taqwa (mesjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu sholat di dalamnya. Di dalamnya mesjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih. [At Taubah:107-108]


Ummat Islam bukan hanya tidak sholat di masjid itu (Masjid Dliror), bahkan membakarnya sehingga orang-orang munafik tidak bisa memecah-belah ummat Islam.


”Maka mengapa kamu terpecah menjadi dua golongan dalam menghadapi orang-orang munafik, padahal Allah telah membalikkan mereka kepada kekafiran, disebabkan usaha mereka sendiri ? Apakah kamu bermaksud memberi petunjuk kepada orang-orang yang telah disesatkan Allah? Barangsiapa yang disesatkan Allah, sekali-kali kamu tidak mendapatkan jalan untuk memberi petunjuk kepadanya.


Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir seperti mereka. Maka janganlah kamu jadikan di antara mereka penolong-penolongmu, hingga mereka berhijrah pada jalan Allah. Jika mereka berpaling, tawan dan bunuhlah mereka di mana saja kamu menemuinya, dan janganlah kamu ambil seorangpun di antara mereka menjadi pelindung, dan jangan pula


menjadi penolong” [An Nisaa’:88-89]


Surat Al Baqoroh ayat 1-20 menjelaskan Muslim yang lurus, orang yang kafir, dan orang yang munafik. Ini agar ummat Islam bisa bersatu dengan Muslim yang lurus dan terhindar dari pecah-belah / adu domba kaum kafir dan munafik.


Dengan persatuan, ummat Islam tidak terkalahkan. Tidak hanya kaum kafir Quraisy yang gagal mengalahkan ummat Islam, tapi juga kaum Yahudi, Persia, dan Romawi. Mereka akhirnya takluk di tangan pejuang Islam.


Negara-negara Barat maju karena mereka bersatu. Di bawah kepemimpinan Amerika Serikat dan kelompoknya yang disebut NATO, mereka bersatu menyerang ummat Islam di Afghanistan, Iraq, dan juga memberikan dukungan penuh pada Israel yang menjajah Palestina dan menguasai masjid Al Aqsha.


Presiden AS, George W Bush mengatakan: ”Either with us or against us!”. Berjuang bersama kami. Jika tidak berarti melawan kami!” Jika tidak turut berjuang bersama George W Bush, berarti jadi musuh Bush cs.


Ummat Islam dulu juga begitu. Ketika bin Malik, Hilal bin Umayyah dan Mararah bin Rabi' tidak ikut berperang, mereka dikucilkan sehingga merasa berdosa:


”dan terhadap tiga orang yang ditangguhkan (penerimaan taubat) mereka, hingga apabila bumi telah menjadi sempit bagi mereka, padahal bumi itu luas dan jiwa merekapun telah sempit (pula terasa) oleh mereka, serta mereka telah mengetahui bahwa tidak ada tempat lari dari (siksa) Allah, melainkan kepada-Nya saja. Kemudian Allah menerima taubat mereka agar mereka tetap dalam taubatnya. Sesungguhnya Allah-lah Yang maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” [At Taubah:118]


Ummat Islam gagal membebaskan masjid Al Aqsha karena politik adu domba dan pecah belah yang dilancarkan oleh AS dan sekutunya.


Jika ummat Islam bersatu, tidak mungkin orang-orang kafir mampu memerangi ummat Islam dan menang:


”Mereka tidak akan memerangi kamu dalam keadaan bersatu padu, kecuali dalam kampung-kampung yang berbenteng atau di balik tembok. Permusuhan antara sesama mereka adalah sangat hebat. Kamu kira mereka itu bersatu, sedang hati mereka berpecah belah. Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka adalah kaum yang tidak mengerti.” [Al Hasyr:14]


Sering ummat Islam ribut dan bertengkar karena masalah furu’iyah/cabang sehingga akhirnya terpecah-belah dan mudah ditaklukkan musuh.


Sebab Ketiga adalah ummat Islam Cinta Dunia dan Takut Mati.


Nabi Muhammad SAW berkata: ”Kamu akan diperebutkan oleh bangsa-bangsa lain sebagaimana orang-orang yang berebut melahap isi mangkok makanan. Para sahabat bertanya, "Apakah saat itu jumlah kami sedikit, ya Rasulullah?" Beliau menjawab, "Tidak, bahkan saat itu jumlah kalian banyak sekali tetapi seperti buih air bah (tidak berguna) dan kalian ditimpa penyakit wahan." Mereka bertanya lagi, "Apa itu penyakit wahan, ya Rasulullah?" Beliau menjawab, "Kecintaan yang sangat kepada dunia dan takut mati." (HR. Abu Dawud)


Saat ini mayoritas ummat Islam terlalu cinta dunia dan takut mati. Kebanyakan ummat Islam boleh dikata alergi terhadap perang. Apalagi ada beberapa boneka kelompok Barat yang berusaha melenyapkan ajaran jihad dengan perang dan menggantinya dengan ajaran Damai dan Cinta meski pada saat ini ummat Islam diserang dan dibunuh di Afghanistan, Iraq, dan Palestina. Ajaran Jihad pun berusaha untuk dipersempit sehingga perang tidak termasuk di situ.


Allah mewajibkan ummat Islam untuk berperang membela diri dan orang-orang yang dizalimi:


”Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan membela orang-orang yang lemah baik laki-laki, wanita-wanita maupun anak-anak yang semuanya berdoa: "Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini (Mekah) yang zalim penduduknya dan berilah kami pelindung dari sisi Engkau, dan berilah kami penolong dari sisi Engkau!." [An Nisaa’:75]


”Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu” [Al Baqoroh:190]


”Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” [Al Baqarah:216]


Dalam Islam kita diperintahkan untuk selalu dalam keadaan siap untuk berperang, sehingga ketika musuh menyerang, kita tidak terbantai dan terjajah:


”Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).” [Al Anfaal:60]


Negara-negara Barat paham mengenai hal ini. Mereka punya semboyan: ”Si Vis Pacem Para Bellum”. Agar bisa damai, kita harus menyiapkan perang. Artinya jika kita kuat dan siap perang, maka musuh tidak berani menyerang dan memerangi kita sehingga kita bisa hidup damai.


Negara-negara Barat maju karena banyak melakukan peperangan. Dari Eropa, mereka berperang menyerang penduduk-penduduk di benua Asia, Afrika, Australia, dan Amerika. Akibatnya saat ini Kanada, Amerika Serikat, Australia, serta negara-negara Amerika Latin seperti Meksiko dan Brazil boleh dikata mayoritas penduduknya dan pemimpinnya berasal dari Eropa.


Negara-negara Barat juga melakukan peperangan baik dalam perang Dunia I, Perang Dunia II, Perang Korea, Perang Vietnam, Perang Afghanistan, Perang Iraq, dan sebagainya. Puluhan juta tentara mereka mati karenanya. Tapi musuh yang mereka bunuh (di antaranya ummat Islam) lebih banyak lagi dan mereka berhasil menguasai sumber daya dan kekayaan negara lain sehingga bisa maju dan kaya.


Seharusnya ummat Islam harus berani berperang untuk membela diri. Para ulama dan pemuda Islam yang sadar juga harus semangat untuk berperang membela orang-orang yang dijajah:


”Hai Nabi, kobarkanlah semangat para mukmin untuk berperang. Jika ada dua puluh orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang musuh. Dan jika ada seratus orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan seribu dari pada orang kafir, disebabkan orang-orang kafir itu kaum yang tidak mengerti” [Al Anfaal:65]


Saat ini kebanyakan ummat Islam takut untuk mati di dalam peperangan. Sebaliknya mati ketika tawuran sekolah, tawuran antar warga, perang Supporter bola, atau mati terinjak dalam konser jadi hal yang biasa ketimbang mati syahid di dalam peperangan.


Sebab Keempat mundurnya ummat Islam adalah hilangnya semangat Jihad. Jihad adalah satu kesungguhan untuk berjuang di jalan Allah.


Ada hadits dloif yang berusaha memperkecil makna Jihad sebagai hanya perang melawan hawa nafsu dan bukan berperang. Padahal jihad adalah perjuangan yang sungguh-sungguh sehingga bukan hanya harta saja yang dikorbankan, tapi juga nyawa.


Ayat di bawah menjelaskan orang yang berjihad dengan harta dan nyawa jauh lebih tinggi derajadnya ketimbang orang yang tidak ikut berperang:


”Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak ikut berperang) yang tidak mempunyai 'uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta mereka dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk satu derajat. Kepada masing-masing mereka Allah menjanjikan pahala yang baik (surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar” [An Nisaa’:95]


Ummat Islam ketika perang dulu tidak takut mati. Justru mereka berperang dengan sengit agar bisa mati syahid dan mendapatkan surga:


”Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.” [At Taubah:111]


Orang-orang kafir heran, ummat Islam bukannya berusaha menghindari mati, tapi justru berusaha mati di dalam peperangan. Sehingga mereka begitu fokus menyerang musuh dan sulit untuk dikalahkan.


Dalam Perang Mu’tah, 3.000 pasukan Muslim dengan sabar melawan 200.000 pasukan Romawi. Mereka tidak mundur ketakutan. Justru pasukan Romawi yang mundur ketakutan karena strategi Panglima Muslim, Khalid bin Walid. Ketika ada yang mengusulkan untuk minta bantuan pasukan kepada Nabi, Abdullah bin Rawahah (salah satu syuhada) berkata: ”Demi Allah apa yang tidak kalian sukai sebenarnya justru yang kita cari, yaitu mati syahid. Kita tidak berperang karena jumlah, kekuatan, dan banyaknya personil. Kita perang karena Islam yang dengannya Allah memuliakan kita. Maka berangkatlah karena di sana hanya ada 2 kebaikan: Menang atau Mati Syahid!” (Siroh Nabawiyah, Syaikh Shafiyyurrahman al Mubarakfury).


Zaid bin Harits, Ja’far bin Abu Thalib, Abdullah bin Rawahah mati syahid. Total hanya 12 pasukan Muslim yang mati syahid. Sementara jumlah tentara Romawi yang gugur lebih banyak lagi.


Ibnu ’Umar yang melihat jasad Ja’far mengatakan bahwa ada 70 luka karena tikaman dan sabetan di tubuh Ja’far. Semua di tubuh bagian depan.


Itulah kehebatan semangat Jihad yang dimiliki ummat Islam. Meski kalah jumlah dan menghadapi Superpower dunia saat itu, mereka tidak gentar dan menang.


Sesungguhnya Jihad adalah semangat yang membuat ummat Islam menjadi kuat dan sulit untuk dizalimi, dijajah, atau dikalahkan. Orang-orang kafir membenci ini dan berusaha menghapusnya dengan memasukkan berbagai ajaran/paham sehingga ummat Islam jauh dari jihad. Misalnya dengan tasawuf, ummat Islam diasyikkan dengan ”mujahadah” sehingga lebih asyik menyepi dan ”berzikir” ketimbang berjihad.


Padahal jihad adalah satu kewajiban:


”Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya..” [Al Hajj:78]


Jihad adalah pintu atau syarat untuk masuk surga:


”Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad diantaramu dan belum nyata orang-orang yang sabar.” [Ali ’Imran:142]


”Maka janganlah kamu mengikuti orang-orang kafir, dan berjihadlah terhadap mereka dengan Al Quran dengan jihad yang besar.” [Al Furqon:52]


Hanya orang yang munafik/tidak beriman yang tidak mau berperang dan berjihad:


”Orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, tidak akan meminta izin kepadamu untuk tidak ikut berjihad dengan harta dan diri mereka. Dan Allah mengetahui orang-orang yang bertakwa.” [At Taubah:44]


”Orang-orang yang ditinggalkan (tidak ikut perang) merasa gembira dengan tinggalnya mereka di belakang Rasulullah, dan mereka tidak suka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah dan mereka berkata: "Janganlah kamu berangkat (pergi berperang) dalam panas terik ini." Katakanlah: "Api neraka jahannam itu lebih sangat panasnya" jika mereka mengetahui.” [At Taubah:81]


Sebab Kelima kemunduran Ummat Islam adalah karena tidak mandiri di bidang ekonomi. Saat ini secara ekonomi ummat Islam dikuasai oleh orang-orang kafir. Ummat Islam bukan sebagai produsen atau penghasil. Tapi hanya sebagai pembeli/pemakai. Jika orang-orang kafir mengembargo, maka ummat Islam akan kesulitan.


Sumber daya dan kekayaan alam negara-negara Islam saat ini dikuasai oleh orang-orang kafir. Minyak, gas, emas, tembaga, perak, boleh dikata dikelola oleh Multi National Company (MNC) dari negara-negara Barat yang perekonomiannya didominasi Yahudi bekerjasama dengan segelintir pemimpin Muslim yang korup.


Ummat Islam hanya mendapat persentase yang amat kecil. Akibatnya ummat Islam jadi miskin, sementara orang-orang kafir bertambah kaya. Ummat Islam sering kesulitan dana untuk membangun masjid, sekolah-sekolah Islam dan tidak mampu menyantuni fakir miskin dan anak Yatim. Banyak anak-anak miskin yang berkeliaran di jalan mencari makan.


Nabi Muhammad bukan hanya mengadakan boikot terhadap produk asing. Tapi bahkan melarang orang-orang kafir masuk ke kota Mekkah. Padahal saat itu perekonomian masih dikuasai oleh orang-orang kafir. Ketika sebagian orang Islam ada yang khawatir nanti bisa susah/miskin, Allah menghibur mereka:


”Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis, maka janganlah mereka mendekati Masjidilharam sesudah tahun ini. Dan jika kamu khawatir menjadi miskin, maka Allah nanti akan memberimu kekayaan kepadamu dari karuniaNya, jika Dia menghendaki. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” [At Taubah:28]


Justru dengan melarang orang-orang kafir masuk, ummat Islam malah mandiri di bidang ekonomi dan menjadi lebih makmur.


Sebagai contoh, jika minyak, gas, emas, tembaga, perak, dan sebagainya dikelola oleh ummat Islam sendiri, maka semua keuntungan masuk ke tangan ummat Islam. Bukan recehan kecil yang hanya nol sekian persen yang diberikan oleh orang-orang kafir tersebut.


Dengan begitu ummat Islam bisa makmur dan kuat. Kemiskinan bisa dikurangi.


Sebab Keenam kemunduran ummat Islam adalah ummat Islam tidak bisa menentukan prioritas (Tertib/urutan kepentingan) bersama yang harus dikerjakan bersama.


Sering ummat Islam mengerjakan hal-hal yang tidak penting dan tidak segera ketimbang hal yang sangat penting dan mendesak.


Padahal berbagai ajaran Islam seperti sholat, haji, wudlu, dan sebagainya merupakan pendidikan tentang mengerjakan sesuatu menurut urutan yang benar/tertib. Ummat Islam harus bisa menentukan mana pekerjaan yang harus diselesaikan lebih dulu, dan mana yang bisa dikerjakan kemudian.


Ummat Islam juga sering gagal menentukan musuh mana dulu yang harus dilawan sekarang dan yang mana bisa dilakukan kemudian. Sering ummat Islam perang sesama mereka sementara lawan yang harus diserang seperti Israel yang menjajah Palestina atau AS yang menjajah Iraq dan Afghanistan justru aman dari mulut dan tangan ummat Islam.


Sebagai contoh kita menyaksikan perang Iraq melawan Iran yang menewaskan 2 juta ummat Islam, kemudian Iraq melawan Kuwait dan Saudi yang juga menewaskan banyak korban. Di saat yang sama negara-negara yang berperang dan mengorbankan nyawa jutaan rakyatnya ini tidak ada satu pun yang menyerang Israel untuk membebaskan Masjidil Aqsha.


Nabi Muhammad dan para sahabat tidak pernah ribut apalagi perang dengan sesama. Bahkan ketika kelompok munafik Abdullah bin Ubay memecah-belah ummat Islam sehingga dari 1.000 pasukan Muslim, 300 membelot ke Abdullah bin Ubay, Nabi tidak memeranginya. Kata Nabi, jika aku membunuhnya, nanti orang akan berkata bahwa ummat Islam saling bunuh. Nabi juga menandatangani perjanjian damai dan kerjasama pertahanan dengan orang-orang Yahudi untuk menghadapi serangan kaum kafir Mekkah. Ketika kaum Yahudi berkhianat, baru Nabi memerangi mereka.


Jadi Nabi Muhammad SAW bertindak cerdas untuk menentukan lawan yang harus diserang dan mana yang diajak bekerjasama. Bukan memerangi seluruh dunia.


Sebab Ketujuh mundurnya ummat Islam adalah ummat Islam gagal menemukan hal yang bermanfaat.


Dari Abu Hurairoh ra, dia berkata: “Rosululloh sholallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda: “Sebagian tanda dari baiknya keislaman seseorang ialah ia meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya.” (Hadits hasan, diriwayatkan Tirmidzi dan lainnya)


”Gemarlah kepada hal-hal yang berguna bagimu” [Muslim]


Negara Barat maju karena banyak menemukan dan membuat hal yang berguna baik untuk orang lain mau pun diri mereka sendiri. Mereka membuat mobil dan kapal terbang sehingga orang bisa bepergian dengan cepat dan nyaman. Mereka membuat handphone dan telepon sehingga orang bisa berbicara dengan saudara dan temannya meski terpisah jauh sekali. Mereka membuat berbagai peralatan yang bermanfaat bagi kita semua seperti vacuum cleaner dan sebagainya.


Dengan menggemari hal yang bermanfaat, mereka memberikan manfaat bagi orang lain dan diri mereka sendiri.


Sebab kedelapan adalah ummat Islam tidak menguasai media massa. Akibatnya ketika Islam dicitrakan sebagai teroris dan hukum Islam dilecehkan, ummat Islam tidak bisa berbuat apa-apa. Bahkan tidak jarang ummat Islam diadu-domba dengan berbagai pemberitaan di media massa.


Memang ummat Islam punya media cetak dan radio meski pembacanya tidak sebanyak media yang dimiliki oleh kelompok non Muslim dan sekuler. Contohnya di Indonesia oplah majalah Islam hanya 100 ribu atau kurang dengan pembaca kurang dari 500 ribu orang. Kurang dari 0,3% dari total penduduk Indonesia.


Bahkan untuk TV Nasional yang dapat menjangkau 200 juta penduduk Indonesia, tidak ada TV yang dimiliki oleh ummat Islam. Semuanya dimiliki kelompok Non Muslim atau sekuler. Bahkan 2 di antara TV Nasional di Indonesia dikuasai oleh Konglomerat Media Yahudi: Rupert Murdoch.


Di dunia boleh dikata media massa dikuasai oleh Non Muslim. Media massa terkemuka seperti TV CNN, majalah Time, New York Time dikuasai oleh mereka. Begitu pula dengan Hollywood yang film-filmnya ditonton jutaan orang. Tak jarang di film tersebut selain dipropagandakan gaya hidup sex bebas juga ummat Islam digambarkan sebagai teroris.


Padahal media massa sangat penting untuk menyampaikan berita. Mukjizat terbesar Nabi Muhammad adalah Al Qur’an yang artinya ”Bacaan” atau informasi. Salah satu tugas utama Nabi adalah menyampaikan berita:


”Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang mukmin bahwa sesungguhnya bagi mereka karunia yang besar dari Allah.” [Al Ahzab:47]


”Sesungguhnya Kami telah mengutusmu (Muhammad) dengan kebenaran; sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan” [Al Baqarah:119]


”Sesungguhnya Kami mengutus kamu sebagai saksi, pembawa berita gembira dan pemberi peringatan” [Al Fath:8]


Tentu saja untuk menyampaikan berita itu kepada masyarakat luas diperlukan berbagai media. Nabi melakukannya dengan berpidato ke masyarakat luas, dakwah dari mulut ke mulut, menyampaikan utusan, dan juga mengirim surat.


Tak jarang banyak berita yang memojokkan ummat Islam dan justru membela aliran-aliran sesat. Ini karena media massa dikuasai kelompok yang tidak senang dengan Islam. Oleh karena itu ummat Islam harus menguasai media massa agar ummat Islam bisa mendapatkan berita dari sumber yang benar. Bukan berita dari orang-orang fasik yang memojokkan Islam:


”Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” [Al Hujuraat:6]


Tentu saja kekurangan dana menyebabkan ummat Islam tidak dapat menguasai media massa. Tapi dengan media massa juga ummat Islam sebetulnya bisa menggalang dana.


Untuk itu Islamic Broadcasting Forum (www.islamicbroadcasting.wordpress.com) dengan keterbatasan dana yang dimiliki berusaha mengembangkan TV Komunitas yang biayanya berkisar Rp 50-500 juta per TV agar dakwah Islam bisa lebih luas. Tentunya ini tidak akan berhasil jika tidak dilakukan secara berjama’ah oleh seluruh ummat Islam.


Rujukan:


Mengapa kaum muslimin mundur/ Al-Amir Syakib Arsalan, Bulan Bintang Jakarta, cet.5,1985.

18 komentar:

  1. saya sebagai seorang muslim melihat,...jihad yg dilakukan oleh sekelompok orang seperti imam samudra dan amrozi dll,.. apakah itu sudah termasuk jihad yang sebenarnya berdasarkan firman Allah SWT?
    apakah dengan melakukan jihad seperti mengebom suatu daerah itu tidak merugikan orang lain? padahal didalamnya ada umat muslim dan anak-2 yang belum mengenal dosa.
    Apakah hal itu sama saja membunuh orang-2 muslim? dan membunuh orang itu merupakan dosa yang sangat besar!!!
    Jihad yang dilakukan pada jaman Nabi lebih condong berperang fisik dan nonfisik melawan musuh (orang kafir), karena orang kafir sering mengganggu ketenangan umat muslim.....sedangkan pada jaman sekarang jihad harus dilakukan berbeda dengan jaman nabi. karena perubahan jaman juga perubahan paradigma....klo bisa harus bisa dipikirkan, bagaimana jihad yang sehat berdasarkan Al-Quran dan hadist. sehingga tidak mengganggu umat muslim lainnya. contoh: memberikan ceramah islam yang sebenar-benarnya,..

    dll

    BalasHapus
  2. Sesungguhnya pedoman ummat Islam adalah Al Qur'an dan Hadits. Ini berlaku dari zaman Nabi hingga akhir zaman. Tidak bisa kita meninggalkannya.

    Pada zaman Nabi, ada orang Islam, ada orang munafik, ada orang kafir yang berdamai dengan orang Islam, ada juga yang berperang. Jadi situasinya sama dengan saat ini misalnya di Iraq dan Afghanistan, AS dan sekutunya memerangi ummat Islam di sana.

    Terhadap yang damai kita memang harus damai juga:

    "Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah kepadanya dan bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." [Al Anfaal:62]

    Tapi terhadap yang memerangi ummat Islam, maka memerangi mereka satu kewajiban. Contohnya kita dulu juga perang melawan penjajah Belanda.

    Dalam perang memang Nabi melarang kita untuk membunuh wanita, anak-anak, dan orang tua.

    Oleh karena itu jihad harus dilakukan dengan cerdas sehingga tidak menewaskan wanita, anak-anak, orang tua, ummat Islam, dan orang tidak berdosa lainnya.

    Sebab itu hendaknya gunakan senjata yang bisa diarahkan khusus untuk orang yang memang wajib diperangi. Hizbullah dan Mujahidin di Afghanistan misalnya memakai roket dan rudal untuk menghantam lawannya. Sehingga korban orang-orang yang tidak berdosa bisa dihindari.

    BalasHapus
  3. Karena kaum muslimin masih berideologi sekuler.

    Hal ini wajar karena sejak lahir kita telah hidup dalam sistem sekuler. Menjalani hidup dengan menggunakan aturan sekuler. Dan hanya mengambil sebagian dan melupakan sebagian yang lain dari Islam. Terbukti bahwa Islam hanya sebatas urusan ibadah ritual saja sedang urusan ekonomi, politik, pendidikan, sosial dan pemerintahan jauh dari Islam. Kaum muslim lupa bahwa Islam adalah sebuah ideologi yang membutuhkan institusi (khilafah) untuk merepakan konstitusinya(Qur'an dan Sunnah).

    Tidak akan pernah maju kaum muslimin selama masih memakai sistem sekuler. Bidang ekonomi contohnya, bagaiman bisa mengembangkan ekonomi real jika mekanisme yang disediakan adalah bank. Kita akan berbenturan dengan akidah kita yang menyatakan bahwa riba adalah haram. Walaupun sekarang banyak bank syariah bermunculan, namun hakikatnya sama saja karena semua siklus bank akan kembali ke bank indonesia yang notabene masih konvensional(bukan bank syariah). Sebuah pembodohan terhadap kaum muslimin.

    Bidang politik, kedaulatan ditangan rakyat. Bukankan Islam telah menegaskan bahwa kedaultan adalah milik Alloh(Qur'an dan Sunnah) [Al An'aam:57]. Yang berhak menetapkan hukum hanyalah Alloh tidak pantas manusia membuat hukum. Kebanyakan dari kaum muslimin saat ini benar-benar telah jauh dari Islam. Banyak dari kaum muslimin saat ini memandang Islam dengan kaca mata sekuler.
    Menyamahkan demokrasi dengan musyawarah padahal sebenarnya tidak pernah ada demokrasi dalam islam.

    Sosial, pendidikan sama saja ...
    Kembalilah ke Islam yang benar : Ideologi Isalam.

    BalasHapus
  4. Sesungguhnya kejayaan dan kebahagian manusian hanya ada didalam mengamalkan agama yang sempurna sebagaimana yg Allah kehendaki "Hai orang2 yg beriman peluklah agama islam secara sempurna...".

    Kebahagian burung2 adalah dg mereka terbang diudara, kebahagian ikan2 ada dengan mereka didalam air begitu juga kebahagian cacing ada didalam tanah. Bila mereka keluar dari habitatnya maka mereka akan binasa. Orang islam yang tidak amalkan agama ia akan sesat dan celaka (diakhirat).

    orang kaya yg amalkan agama akan bahagia, orang miskin yg amalkan agama juga akan bahagia. Kita tidak bisa amalkan agama karena iman lemah. Salah satu penyebab iman lemah adalah hubbudunya (cinta dunia). Hari ini umat islam tidak mau amalkan agama karena mereka tidak paham dengan nilai Amal. Mereka hanya paham dengan nilai Mal (harta).

    Kapan kita bisa paham dg nilai amal yaitu ketika mata telah ditutup oleh Allah, maka semua perkara yg tampak (seperti rumah,mobil, sawah ladang, semua benda2 keduniaan lainnya) akan menjadi tidak tampak dan sebaliknya semua perkara2 yg selama ini tidak tampak (seperti pahala sholat, zakat, haji dan amal2 sholeh lainnya) akan dinampakan oleh Allah. Maka ketika mata telah ditutuplah baru timbul penyesalan.

    Kejayaan umat islam tidaklah dipandang dari kemajuan teknologi, keberhasilan ekonomi tapi sejauhmana amalan agama diamalkan dalam diri.

    Nabi dan rasul diutus kedunia bukan untuk bagaimana bisa membuat pesawat tempur, membuat bangunan yg tinggi dsb tapi bagaimana setiap umat ini bisa mentaati Allah swt. Bila kita taat dan bertaqa kepada Allah, Allah pasti akan mudahkan rezeki kita dari tempat2 yg tidak diduga2.

    Karena itu agar kita mudah amalkan agama kita harus buat usaha atas iman sebagaimana kita buat usaha atas dunia. Semakin kita banyak buat usaha atas dunia semakin banyak kita mengumpulkan harta begitupun semakin banyak kita kurban untuk usaha atas iman insya Allah semakin banyak juga pahala kita disurga.

    Iman adalah perkara yg sangat penting dan sangat berharga disisi Allah. barangsiapa mati bawa iman sebesar zarrah, Allah akan ganti dengan surga 10 kali dunia tapi barangsiapa mati tanpa bawa iman, tak usahkan masuk surga mencium bau surga pun tidak dapat".

    Orang2 Amerika dan orang2 kafir diatas dunia ini sesungguhnya bisa hidup karena adanya orang2 yg beriman kepada Allah. Dunia ini masih berputar karena masih ada "RUH". Ruh alam ini adalah Laa ilaha illallah. Bila didunia ini sudah tidak ada lagi yg mengucapkan Laa ilaha illallah atau Allah, maka Allah akan kiamatkan dunia ini. Karena itu wahai orang2 kafir berterima kasihlah kalian kepada orang2 islam yang beriman, karena kalian hanya numpang sasja dibumi Allah ini.


    Wassalam

    BalasHapus
  5. Dalam Al Qur'an disebut:
    "Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan.." [Al Baqarah:208]

    Artinya dalam Islam kita tidak cukup sekedar sholat, zakat, puasa, dsb. Tapi harus mengamalkan seluruh ajaran Islam yang tercantum dalam Al Qur'an.

    Sebagai contoh dalam Al Qur'an diperintahkan:

    "Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan)." [Al Anfaal:60]

    Artinya ummat Islam juga diperintahkan untuk mempersiapkan senjata sehingga musuh-musuh Islam takut dan tidak berani menyerang dan membantai ummat Islam. Dalam hal ini ummat Islam harus menyiapkan berbagai senjata canggih seperti pesawat tempur, rudal, tank2, kapal tempur, dsb.

    Sebab kalau cuma pakai senjata kuno seperti pedang atau pisau, musuh bukannya gentar malah jadi ketawa geli melihat kita.

    BalasHapus
  6. Seperti kita ketahui Umumnya umat Islam Indonesia, sibuk mencari penolong selain Allah, sibuk melaksanakan ruwatan dan wirid2 yg tidak ada contohnya dari Nabi, tidak pernah mendalami dan mengkaji agamanya secara ilmiah. dan maraknya Tukang Ramal dan Dukun ramai-ramai pasang Iklan di TV menandakan sebagian besar umat Islam Indonesia mengalami krisis Iman yang sangat kronis, itulah sebabnya kenapa umat Islam khususnya Indonesia tidak maju-maju dan terus terbelakang.

    BalasHapus
  7. saya setuju dengan pendapat yang disampaikan oleh RAMLI tetapi saya tidak sependapat dengan sebuah kutipan wacana yang menytakan bahw kejyaan islam tidak ditentukan dengan kemajuan tekhnologinya dan kemajun ekonominya, justru jika kehidupan islam dijalankan dengan syariat2 islam dan berpedoman pada wasiat yang ditinggalkan rasulullah saw,diakahir hayatnya,yaitu diriknlah sholat dan berpeganglah kalian pada alquran dan hadist,niscaya kejayaan islam yang dulu dicapai oleh rasul dan para sahabatnya akan kita peroleh kembali disaat ini ,karna jika kita sadari bhwa islam adalah agama yang fleksible dan cerdas, segala aspek kehidupan dan permasalahan yang akan timbul di suatu masa ada di dalam islam,dan semuanya ada dan dijabarkan dalam alquran,dari ilmu tauhid,pemerintahan,politik,ekonomi,tekhnologi,dan masih banyak lainya ada dalam alquran,jika hal ini diterapkan dan diamalkan dalam kehidupan seorang muslim insyaallah kejayaan islam bukan hal yang mustahil untuk kita peroleh saat ini, tanpa kita sadari justru orang non muslim yang mengamalkan ajaran islam dalam kehidupanya,sebagai contoh dalam surah alalaq ayat 1 kta diperintahkan untuk banyk membaca, tapi yang lebih banyak mengamalkan surah ini justru orang2 non muslim,dan tentang surah al ashr yang memerintahkan kita untuk belajar disiplin dan menghargai waktu ,tapi dalam kenyataanya hanya sedikit umat muslim yang mengamalkan hal ini dalam kehidupanya ,padahal hanya dengan mengamalkan surah al ashr seorang muslim akan dengan mudahnya mencapai kesuksesan dalam hidupnya,so.. gak ada waktu lagi bwt kita menunda nunda kebangkitan islam ..mari kita berbenah dan saling berpegangan sesama muslim untuk mengembalikan kejayan islam yang telah direbbut dari kita..dengan berpedoman pada satu kitab .. dan ddengan meluruskan satu niat..dan dengan satu ucapan bismillahirrohmannirrohim ...insya allah,

    BalasHapus
  8. aku punya pengalaman tinggal di negeri nasrani. Makanan berlimpah, sampai 50% penduduknya punya masalah kegemukan badan. Nenek2 dan kakek renta punya harapan hidup tinggi,karena jaminan kesehatan mereka disantuni pemerintah. Anak2 tidak ada yang berkeliaran dijalan, mereka dirawat dan dididik dalam care unit yang dananya disuntik hampir 90% oleh goverment. orang2 cacat disantuni negara. org tua, anak2, org cacat diberi fasilitasi khusus, pengangguran pun diberi gaji,pengusaha kecil didukung secara finansial oleh goverment, dikantor2 sampai didalam bis hampir selalu terdengar sapaan hello, morning,how are u ging, thanks...n so on. Semuanya yang mereka lakukan adalah ajaran islam padahal mereka (mungkin)akan marah kalau ditanya apa "agama" mu?

    BalasHapus
  9. Allahuakbar..lurùskan saft dan rapatkan barisan...ilove jihad..

    BalasHapus
  10. Assalamualaikum Wr.Wb. Saya cinta ALLAH dan Rasullulah, dahulu Rasul berperang untuk menegakkan Islam, sedangkan saat ini pemimpin agama kita banyak yang mau cari selamat sendiri, sehingga penderitaan dan tekanan semakin membesar.
    saya tidak setuju dengan ideologi Negara Islam,kalau negara kita hancur,Islam yang akan disalahkan.
    Hukum Allah memang mutlak akan tetapi Allah memberikan manusia akal budi untuk menciptakan kehidupan yang lebih harmonis dan damai. Al-Qur'an dan Hadist kita pakai untuk kehidupan kita sehari-hari, tapi hukum negara harus diadaptasikan. Kalau kalian hanya membicarakan masalah ini, ummat Islam tidak akan pernah maju dan berjaya di semua bidang, seperti Ibnu Sina, Al Qindi, dll mereka berjuang untuk menyingkap misteri ALLAH dalam ilmu pengetahuan, kalau orang Islam lebih memfokuskan diri mereka untuk kemajuan IPTEK, orang non muslim pun akan acungkan jempol dan meningkatkan kesejahteraan umat Islam. Kalau saat ini NATO memborbardir Irak dan Afghanistan, kenapa TRIO Bom Bali membombardir Bali, sungguh daya pikir yang sempit dan picik, karena perbuatan mereka malah mengganggu kesejahteraan umat Islam di Indonesia, apakah JIHAD perlu di Indonesia, kalau memang mereka mau berperang silahkan ke daerah konflik dan kenapa mereka tidak berani untuk kedaerah konflik, karena mereka bodoh dan tak berdaya,disaat mereka diserang dengan Rudal patriot, orang Islam beli Rudal Scud dari Russia,kalau saja saat ini orang Islam bisa buat Rudal yang lebih hebat dari Rudal Patriot, saya yakin Afghanistan,Palestina dan Irak bisa lepas dari belenggu NATO.
    Saya menghimbau saudara-saudara se MUSLIM, berhentilah berfikir radikal,stop pikiran keras kalian,fokuskan kepada dunia IPTEK,tantangan kedepan jauh lebih berat,kita kalahkan mereka yang memerangi Islam dengan kemajuan IPTEK yang kita punya, berjuang sampai ujung usia kita, inilah yang saya sebut JIHAD, karena JIHAD tidak pernah mengorbankan orang lain,tapi membebaskan saudara-saudara muslim kita yang terbelenggu.
    Kalau masalah Duniawi, Allah menyebutkan Fayyakru Ayyaku Nakufro "Fakir Itu Mendekati Kufur"
    Orang miskin bisa berbuat kufur,menghalalkan segala cara untuk tetap bertahan hidup, dan itulah yang dilakukan AMROZI Cs karena mereka berfikir ala SYAITAN dan IBLIS. kalian tidak percaya,silahkan lihat mata mereka yang sangat mengerikan dan melambangkan NAFSUN AL SYAITAN. Wassalamualaikum Wr.Wb.

    BalasHapus
  11. Justru kita harus berfikiran radikal (mengakar)/fundamental (mendasar)

    Karena setiap permasalahan pasti ada akarnya/dasarnya. Sehingga permasalahan cabang yang ditimbulkan oleh akar, bisa dihilangkan jika akarnya pun dihilangkan. Permasalahannya, dengan cara apakah kita menghilangkan masalah akar tersebut?

    Menurut saya akarnya permasalahan kenapa kaum muslim tertinggal, yaitu karena hukum yang menjadi dasar aturan sehari-hari (termasuk bernegara) yang diterapkan di negeri kaum muslimin, rata-rata tidak menggunakan Islam sebagai dasar hukumnya. Jadi jelas, jika kita beriman kepada Allah, maka kita yakin setiap hukum yang diterapkan berdasarkan Islam, pasti akan mendatangkan kebaikan.

    Permasalahan berikutnya, jika kita ingin mengganti akar yang rusak dengan yang benar (Islam), maka cara paling benar adalah contoh Rasulullah. Beliau tidak pernah menggunakan kekerasan di dalam usaha (dakwah) untuk menerapkan aturan Islam, bahkan beliau pernah giginya rontok karena dilempari batu oleh kafir Quraisy.
    Kecuali setelah negara itu berdiri, contoh penerapan hukuman (fisik) diterapkan baru diterapkan. Karena jika kelompok atau individu yang menerapkan justru salah (bathil), sebab tidak dicontohkan Rasulullah SAW.

    Kesimpulannya: Jika kita ingin menerapkan hukum Islam, maka kita harus memperjuangkan terlebih dahulu negaranya, dengan mencontoh Sirah Rasulullah (baca: Sirah Ibnu Hisyam), yakni dakwah tanpa kekerasan.

    Wallahu A'lam.

    BalasHapus
  12. Assalamu'laikum wr.wb..
    Saya akan mencoba meluruskan penafsiran antara saudaraku Rizki amalia n akmal terhadap saudaraku Ramli tentang "kejayaan umat islam tidak dipandang dari kemajuan teknologi atau ekonomi, tapi bagaimana mengamalkan agama dalam diri kita". Dari kalimat ini dapat diambil kesimpulan bahwa umat islam bukan berarti diam atau tidak aktif dibidang ekonomi dan teknologi. Saat ini banyak sekali umat islam yang menguasai ilmu ekonomi dan teknologi. Yang perlu kita selaraskan antara ilmu ekonomi dan teknologi atau ilmu lainnya yang bermanfaat adalah bagaimana ilmu - ilmu itu membuat kita semakin dekat dan bertaqwa kepada Allah dan bagaimana kita menerapkan ilmu itu agar sesuai dengan tuntunan Allah yang tercantum dalam al-qur'an dan sunnah Rasulullah SAW. Allah suka jika kita menguasai berbagai bidang ilmu yang bermanfaat, baik itu ilmu dunia apalagi ilmu agama. Allah lebih suka lagi jika ilmu yang kita punyai itu kita terapkan semata - mata hanya mencari ridho Allah. Banyak orang islam saat ini yang punya ilmu tinggi dari bidang apa saja tapi tidak mencari ridho Allah melainkan hanya untuk memperbanyak harta, mencari jabatan. Orang semacam ini tidak mendapatkan derajat yang mulia disisi Allah karena ilmunya, sedangkan orang yang punya ilmu yang tinggi dan bermanfaat untuk manusia dan dia menerapkan ilmunya hanya mengharapkan agar Allah ridho kepadanya, maka dia akan mendapat derajat yang sangat tinggi dihadapan Allah,.bahkan dengan ilmunya dia akan mendapat amal jariyah di akhirat kelak. Allahu a'lam..semoga bermanfaat dan saya mohon komentar jika dalam kata - kata saya ini ada yang tidak dan kurang tepat..Wassalam.

    BalasHapus
  13. Islah Hamba Allah Selalu31 Maret 2009 pukul 21.58

    Saya sangat prihatin melihat keadaan kita sekarang ini. Mungkin inilah masa-masa tersuram islam dalam sejarah islam itu sendiri. Kita telah dipermainkan oleh orang-orang kafir, sehingga banyak orang yang hanya mengikuti nafsunya saja ketimbang takwanya. Ya Allah Bukakanlah pintu rahmat-Mu dan ampunan-Mu kepada kami.

    BalasHapus
  14. Assalamu'alaiku...
    Ane pernah dengar bahwa buku yang dijadikan bahan rujukan ini mulanya lahir dari pertanyaan seorang Muslim Indonesia yang prihatin dengan kondisi yang ada saat itu. Pertanyaannya tersebut kemudian mengilhami judul buku tersebut.

    BalasHapus
  15. Benar. Buku itu jawaban dari pertanyaan Syekh Muhammad Basyuni Imran, Imam kerajaan Sambas, Kalimantan, Indonesia:
    http://www.percikaniman.org/detail_artikel.php?cPub=Hits&cID=34
    Sekitar tahun 30-an, seorang ulama Indonesia, Syekh Muhammad Basyuni Imran, Imam kerajaan Sambas, Borneo, Indonesia, melayangkan sepucuk surat kepada yang mulia Al-Amir Syekh Syakib Arsalan dengan perantara Syekh Rasyid Ridha, pimpinan Majalah Al-Manar di Mesir. Isi surat tersebut, intinya adalah pertanyaan dari beliau mengapa kaum muslimin dalam keadaan lemah dan mundur, baik urusan keduniaannya maupun urusan keagamaannya, dan mengapa bangsa-bangsa lain seperti Eropa, Amerika, dan Jepang memperoleh kemajuan yang mengagumkan. Sebagai seorang ulama dan pejuang Islam yang alim dan bijak, Syekh Syakib Arsalan tidak serta merta menjawab surat tersebut dengan ala kadarnya. Beliau dengan penuh perhatian dan penuh tanggung jawab, setelah mengadakan pengamatan dan penelitian yang dalam, menjawab surat tersebut dengan menyodorkan sebuah buku yang sangat terkenal, yakni Limadza Ta̢۪akhkhara al-Muslimun wa Taqaddana Ghairuhum? (Mengapa kaum muslimin mundur dan selainnya maju?),

    BalasHapus
  16. Ummat Islam sedunia mengalami berbagai hambatan, tapi bagi ummat islam yg berada di zone maju seperti di jazirah arab, para intelektual islam banyak yg mabuk dan tenggelam dalam kemewahan, mungkin ini juga distimulir oleh orang-orang yahudi. Sedangkan ummat islam di Indonesia masih banyak menyandarkan pada irrasionalitas. Contoh. Peristiwa bencana alam hanya berhenti pada keyakinan bahwa hal itu merupakan suatu bentuk hukuman dari Allah SWT. Kenapa tidak mencoba mempelajarinya lebih dalam ... dan para intelektualnya "enggan" mensosialisasikan pengetahuan mereka tentang bencana alam tersebut Contoh lain: Setiap tahun kita selalu diributkan oleh masalah "remeh temeh" seperti penentuan hari/tanggal awal dan akhir puasa, padahal kalender-kalender sudah mencantumkannya .... bahkan ada teknologi sederhana yg dapat memprediksi hari/tanggal awal dan akhir puasa di tahun-tahun mendatang .... atau dapat menelusuri kembali hari/tanggal awal dan akhir puasa di tahun-tahun yg telah lalu ....

    Jasi kemunduran ummat islam disebabkan oleh faktor eksternal dan juga internal ..... Baik dari segi kuantitas maupun dari segi kualitas SDM nya, Ummat Islam Indonesia punya potensi bisa menjadi perintis kebangkitan kembali bagi kemajuan ummat Islam Sedunia.

    BalasHapus
  17. YA memang kita harus masuk islam secara keseluruhan, tinggal niat dalam diri kita apakah kita mau melakukannya? atau tetap menjadi orang bodoh, yang bersetatus agama islam, tapi tindakannya tidak mencerminkan ajaran islam...

    BalasHapus